Laporan reporter Tribune News.com Andrapata Pramudiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menyoroti pernyataan Menteri BUMN Eric Tohir yang menyebut sebaiknya BUMN membeli dolar di tengah terus terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini sudah melebihi Rp. 16.200 adalah
Martin mengatakan, solusi atas nilai tukar rupee yang terus melemah adalah dengan tidak menimbun atau membeli dolar.
Dia mengatakan, BUMN tidak bisa dipercaya untuk memikul tanggung jawab menstabilkan rupiah.
“(Menstabilkan rupee) itu tugas BI. Jadi jangan karena kebutuhan stabilisasi rupiah, kemudian BUMN juga menjadi korban, kata Martin dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (22/4/2024).
“Karena mereka butuh bahan mentah dan segala macam barang yang bisa dibeli dengan dolar kan?” Jika nilainya terus naik atau tidak bisa distabilkan dalam waktu dekat, maka akan berdampak juga pada posisi keuangan BUMN,” lanjutnya.
Menyikapi situasi saat ini, Martin menilai ada kebutuhan mendesak bagi pemerintah untuk aktif melaksanakan diplomasi ekonomi.
“Diplomasi ekonomi ini, para menteri luar negeri dan menteri sektor perekonomian harus aktif melaksanakan diplomasi ekonomi di berbagai negara yang mempunyai hubungan dagang dengan kita, baik ekspor maupun impor. Toh mereka berdua membutuhkannya,” kata Martin.
Kementerian Luar Negeri (KEMLU) diminta untuk bergandengan tangan dengan kementerian terkait dan menjalankan misi tersebut.
“Kementerian Luar Negeri harus berjalan beriringan, misalnya dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian atau mungkin dengan komitmen investasi yang sudah ada,” kata Martin.
“Ini bisa berupa hubungan komersil, bisa juga tidak, misalnya memiliki lindung nilai nilai tukar yang lebih baik atau bisa menggunakan mata uang lain yang diterima kedua belah pihak,” lanjutnya.
Jadi, kata Martin, jangan menutup transaksi dengan dolar karena dolar juga sedang menguat terhadap semua mata uang.
Sebab, bukan hanya Indonesia yang khawatir dengan kenaikan nilai tukar dolar. Jangan terjebak dalam perdebatan itu,” kata politikus Fraksi Partai Nasdem itu.
Eric Thohir meminta BUMN membeli dolar AS
Sebelumnya, Menteri BUMN Eric Tohir meminta BUMN segera mengambil langkah mitigasi dampak global dengan mengkaji belanja modal, jatuh tempo utang, rencana aksi korporasi, serta stress test untuk melihat status BUMN dalam situasi yang diminta
Eric meminta bank-bank BUMN mempertahankan secara proporsional porsi pinjaman yang terkena dampak volatilitas rupee, suku bunga, dan harga minyak.
Eric mengatakan, BUMN yang terkena dampak impor bahan baku dan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri besar (dalam dolar AS) seperti Pertamina, PLN, BUMN farmasi, MIND ID, seharusnya melakukan penyesuaian pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam jangka pendek dibuat
“Selain melakukan kajian sensitivitas pokok dan/atau bunga terhadap utang yang jatuh tempo dalam mata uang dolar dalam waktu dekat,” kata Eric dalam keterangannya.
Selain itu, lanjut Eric, BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti MIND ID Mining dan PTPN Plantation dapat memanfaatkan tren kenaikan harga tersebut untuk meminimalisir tergerusnya neraca perdagangan.
Eric mengatakan, BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS sebaiknya mempertimbangkan opsi lindung nilai untuk meminimalkan dampak fluktuasi nilai tukar.
“Seluruh BUMN diharapkan tetap waspada dan waspada dengan mewaspadai situasi saat ini, mengingat kemungkinan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat,” tutup Eric.