Laporan dari reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gangguan pendengaran bisa menimpa siapa saja, termasuk bayi dan anak-anak.
Alat bantu dengar merupakan salah satu alternatif pengobatan gangguan pendengaran.
Eka Prastama Widiyanta, anggota Komisi Nasional Disabilitas Indonesia, menceritakan hal itu.
Dia mengatakan penting untuk memastikan akses terhadap alat bantu dengar dan implan koklea melalui penilaian atau skrining.
Eka berharap kedepannya dapat berkembang untuk menawarkan alat bantu dengar yang benar-benar terjangkau dan bermanfaat bagi anak-anak.
“Agar anak-anak kita bisa berpartisipasi dalam banyak hal dan ini sangat berharga bagi bangsa ini untuk menekan biaya-biaya di masa depan,” kata Eka dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16 Juni 2024).
Merujuk pada data Riskesdas Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tahun 2013, terdapat 2,6 kasus gangguan pendengaran di seluruh wilayah Indonesia pada penduduk usia diatas 5 tahun, yaitu 2-3 anak dari 100 anak tunarungu.
Situasi ini mendorong Clinton Health Access Initiative (CHAI) Indonesia berupaya memperkuat koordinasi program teknologi bantu dengan pemerintah Indonesia dan mitra lokal.
Khususnya, peningkatan akses terhadap alat bantu dengar bagi masyarakat Indonesia penyandang disabilitas, khususnya anak-anak.
Country manager CHAI Indonesia dr. Atiek Anartati MPH & TM mengunjungi Kasoem Hearing Center di Cikin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
“Saat pertama kali datang ke sini, saya sangat terkesan dengan tempat ini. Awalnya saya tidak tahu kalau Kasoem hanya optik, tapi ternyata di sana ada alat bantu dengar, termasuk implan koklea. Fasilitas di sini lumayan lengkap untuk anak-anak. dan orang dewasa,” katanya.
Atiek berharap melalui kunjungan tersebut, ia berharap dapat memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai layanan gangguan pendengaran.
Mulai dari deteksi dini hingga rehabilitasi, termasuk pemasangan alat bantu dengar, khususnya untuk anak-anak.
“Saya sangat berharap layanan ini dapat diperluas di masa depan untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang merasakan manfaatnya,” kata Frederic Seghers, Presiden/Direktur Global Assistive Technology. Gambar alat bantu dengar (Pixabay/shatishira)
Vice President Kasoem Hearing Center Trista Mutia Kasoem pun menyambut baik kunjungan tersebut.
Selain penelitian, pihaknya juga menawarkan teknologi pendengaran dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup, sehingga mendukung pendengaran dan komunikasi layaknya teman sebaya dengan pendengaran normal.
“Kunjungan ini dapat memberikan dampak positif kedepannya. Kami berharap semua pihak membantu para tunarungu untuk mendapatkan alat bantu dengar dan implan koklea,” harapnya.