Komisi II DPR Tolak Usulan Prabowo soal Kepala Daerah Dipilih DPRD, Alasan Biaya Mahal Tidak Relevan

Laporan reporter Tribunnews.com, Fersianus Waku 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi II DPR RI Giri Ramanda Kiemas tak setuju dengan usulan Presiden Prabowo Subianto untuk mengulang pemilihan kepala daerah (Pilkada) seperti gubernur, wakil, dan walikota yang Dewan Rakyat Daerah (DPRD).

Menurut Giri, usulan tersebut harus dikaji secara mendalam.

“Perlu kajian lebih dalam agar tidak sekedar argumentasi berdasarkan anggaran. Kalau soal anggaran tidak perlu diubah,” kata Giri, saat dihubungi, Jumat (13). /12/2019). 2024).

Ia menegaskan, demokrasi adalah partisipasi langsung rakyat dalam menentukan pemimpin daerah dan pusat. 

“Pendapat saya pribadi, partisipasi seluruh masyarakat daerah dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin di daerah dan di pusat,” kata Giri.

Giri menambahkan, jika alasan perubahan sistem Pilkada adalah efek negatif dari mekanisme langsung, maka yang harus dilakukan adalah mencari solusi untuk mengurangi permasalahan tersebut.

“Jika terjadi ekses pada pilkada langsung di daerah, maka kini saatnya mencari solusi agar ekses tersebut tidak terjadi dan dikurangi pada pilkada mendatang,” tegasnya.

Usulan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra dan mantan Presiden RI, Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan Prabowo saat berpidato di acara KTT HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Center (SICC), Jawa Barat, Kamis (12/12/2024) malam.

Prabowo mengajak para pimpinan seluruh parpol yang hadir dalam acara tersebut untuk mendukung pidato tersebut. Sebab, sistem politik demokrasi pemilu langsung dinilai mahal.

“Kata Ketua Umum Partai Golkar, salah satu partai andalan, perlu dipikirkan perbaikan struktur parpol, apalagi ada Mba Puan, kawan PDIP, kawan partai. ” tambahnya. Prabowo.

Sistem politik dengan pemilu langsung, kata dia, menghabiskan uang rakyat dalam hitungan hari. Tak hanya itu, selebritis politik juga harus mengeluarkan banyak uang.

Prabowo pun mencontohkan Malaysia, Singapura, dan India yang melaksanakan pilkada melalui DPRD. Setelahnya, anggota DPRD akan menentukan pemilihan siapa yang akan menjadi kepala daerah.

“Kalau pilih anggota DPRD, DPRD pilih gubernur, pilih bupati, efektif tanpa belanja, efektif kita kaya,” ujarnya.

Dengan begitu, kata Prabowo, anggaran negara bisa digunakan pada dewan pemerintahan lainnya. Misalnya saja pemberian makanan sehat gratis untuk anak dan peningkatan sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *