Komisi II DPR Minta Mendagri Tito Karnavian Evaluasi Kinerja Semua Pj Kepala Daerah

Koresponden Tribunnews.com Cherul Umam melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Pan Guspardi Gauss meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengevaluasi kinerja seluruh kepala eksekutif daerah.

Diketahui, jumlah penjabat Kepala Daerah mencapai 271 orang dan kurang lebih setara dengan jumlah Kepala Daerah yang dilantik melalui pemilihan langsung pada 9 Desember 2020 yang berjumlah 270 orang.

“Saya berharap Kemendagri terus melakukan evaluasi dan peninjauan terhadap kinerja dan rekam jejak seluruh Kepala Daerah yang menjabat serta melakukan pengkajian mendalam terhadap data-data mereka yang saat ini menjabat Kepala Daerah, dimana orang-orang yang dilantik berasal dari kalangan ASN Sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Guspardi kepada wartawan, Selasa (6/11/2024).

Di sisi lain, Guspardi mengapresiasi pengangkatan kepala daerah sementara oleh Kementerian Dalam Negeri telah melalui serangkaian prosedur yang baik dan sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.

Menurut dia, pengangkatan Plt Kepala Daerah merupakan hasil pemilihan Kepala Daerah secara serentak sehingga mengakibatkan kekosongan Kepala Daerah.

Dimana menurut ketentuan undang-undang, hasil pilkada tahun 2017 berakhir pada tahun 2022 dan hasil pilkada tahun 2018 berakhir pada tahun 2023.

“Untuk menjalankan pemerintahan daerah, harus ditunjuk seorang kepala eksekutif daerah,” ujarnya.

Soal positif dan negatifnya kepala daerah dan kepala daerah akibat pilkada langsung, kata Guspardi, patut dijadikan acuan agar pilkada ke depan bisa terselenggara tanpa mengeluarkan biaya besar.

Ada pula cara mengurangi polarisasi dan tidak melibatkan kepala daerah dalam korupsi.

Oleh karena itu, diharapkan ada sisi positif dari pengangkatan Kepala Daerah eksekutif oleh Pemerintah Pusat sehingga dapat diubah untuk melaksanakan pilkada serentak yang dipilih langsung oleh rakyat, jika ada kekurangan. harus diperbaiki,” ujarnya.

“Soalnya mereka tidak paham, artinya banyak manfaat positifnya memiliki kepala daerah daripada kepala daerah yang dipilih melalui pilkada, menentukan arah ke depannya mereka akan dilantik oleh pemerintah pusat,” dia. bersikeras. . .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *