Komisi II DPR Ingatkan Rencana Prabowo Tambah Kementerian Harus Disesuaikan Visi Misi Presiden

Laporan reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anggota II Komisi RHDR RI Aminurohman mengatakan, rencana Presiden terpilih RI Prabowo Subianto terkait kebijakan penambahan jumlah kementerian patut dipertimbangkan secara matang.

Terkait rencana kementerian, lembaga yang akan dibentuk harus berdasarkan kebutuhan pemerintah itu sendiri, kata Aminur Rahman, Rabu (15/5/2024).

Legislator Partai NasDem itu menegaskan, rencana tersebut harus disesuaikan dengan visi dan misi presiden terpilih.

Sebab, Presiden lebih mengetahui alasan bertambahnya jumlah kementerian dan lembaga.

“Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, Presidenlah yang paling tahu kementerian dan lembaga mana yang akan dibentuk,” ujarnya.

Kemudian, menurut Aminurohman, pelatihan ini juga harus dilakukan atas dasar kajian yang utuh dan seimbang, sehingga kegiatan kementerian lembaga-lembaga tersebut efektif dan tugas pokok serta tugas kementerian lembaga-lembaga tersebut terlaksana tanpa adanya pengulangan.

“Efektivitas lembaga ini harus tetap menjadi indikator mengingat jumlah kementerian lembaga,” kata Aminur Rahman.

Terkait kritik sejumlah pihak yang menyebut rezim selanjutnya terkesan membagi kekuasaan dan tidak sejalan dengan pemerintahan yang efektif, Aminur Rahman menilai sistem presidensial memberikan presiden kekuasaan untuk menunjuk para pembantunya, tentunya dengan landasan kelembagaan yang sudah ada. . pekerjaan rumah mereka.

“Selama ini bisa menjadi kebutuhan yang proporsional dan bisa dilakukan secara efisien dan efektif untuk mencapai visi dan misi negara, saya kira masyarakat juga harus memahaminya,” tegas Aminurohman.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiborhman menjawab pertanyaan bahwa Prabowo-Gibran mengatur sekitar 40 kementerian di kabinet yang mereka pimpin.

Habiborohman mengatakan, sebenarnya persoalan pembentukan kabinet adalah murni kewenangan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.

Sebenarnya kalau konstitusi itu ada di Pak Prabowo sebagai presiden terpilih. Efektif, tidak efektif, dan sebagainya, tentu menjadi pertimbangannya, kata Habiburohman kepada media saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin. . (5/6/2024).

Namun bicara soal angka, Habiborohman menilai tidak akan menjadi masalah untuk membentuk banyak kementerian ke depan.

Sebab, Indonesia adalah negara yang besar dan mempunyai tujuan serta cita-cita yang besar pula.

Oleh karena itu, dengan peran serta banyak pihak maka tujuan pencapaian cita-cita tersebut akan lebih tercapai.

Jadi kalau memang ingin melibatkan banyak orang, saya kira tidak ada masalah. Sebenarnya, lebih banyak lebih baik bagi saya pribadi, katanya.

Ia kemudian meminta masyarakat untuk tidak membaca posisi “hebat” tersebut pada kondisi fisik seseorang.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini mengetahui, jika seseorang gemuk, bukan berarti yang bersangkutan sehat.

Namun posisi minyak di lemari berbeda dengan posisi tubuh manusia.

Menurutnya, semakin banyak pihak yang terlibat dalam urusan pemerintahan maka semakin baik.

Makanya kita tidak usah ngomong, kalau kita gemuk dalam konteks fisik seseorang, itu tidak sehat, tapi dalam konteks negara, jumlahnya yang banyak sangat berarti, itu baik untuk saya, negara kita. adalah negara yang besar, masalah kita besar, tujuan kita besar,” katanya.

Tentu kita perlu mengumpulkan banyak orang, berkumpul di pemerintahan, agar berkembang,- kata Habiborohmon.

Sebagai informasi, jika benar jumlah Kabinet pada pemerintahan Prabovo-Gibran adalah 40 kementerian, maka jumlah tersebut akan lebih banyak dari jumlah kementerian sebenarnya.

Seperti disebutkan dalam laman Presidentiali.go.id, jumlah kabinet RI di bawah pemerintahan kondang Jokowi adalah 34 kementerian.

Jumlah tersebut terbagi dalam 4 kementerian koordinator dan 30 kementerian cabang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *