Komet ZTF Bisa Diamati dari Indonesia Malam Ini, Melintas Satu Kali dalam Seumur Hidup

BERITA TRIBUNE.

Komet ZTF dilansir edusainsa.brin.go.id diperkirakan melintas pada 2 Februari pukul 00.32 WIT / 01.32 WITA / 02.32 WIT pada jarak 42.472.000 km dari Bumi.

Saat mendekati Bumi, Komet ZTF akan terlihat di dekat konstelasi Camelopardalis mulai 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari pukul 02.30 waktu setempat (waktu setempat).

Andi Pangerang, Peneliti Pusat Penelitian Antariksa BRIN, mengatakan pengamatan ZTF dapat diamati tanpa menggunakan alat optik.

Komet ZTF dikatakan hanya melintas sekali seumur hidupnya karena orbitnya yang hiperbolik.

Orbit hiperbolik adalah orbit yang nilai kelengkungannya atau eksentrisitasnya membentuk kurva terbuka di dua titik fokus. Bandingkan dengan orbit parabola atau orbit elips yang nilai kelengkungannya pasti antara 0 hingga 1, lapor Andy di situs BRIN. .

ZTF menjelaskan, komet tersebut mencapai magnitudo +4,94 saat melintas dekat dengan Bumi.

Dengan demikian, komet ini dapat dilihat dengan mata telanjang di wilayah yang polusi cahayanya sangat sedikit (daerah interior).

“Pada saat yang sama, sangat sulit untuk mengamati komet ini untuk wilayah dengan polusi cahaya sedang (pinggiran kota/perkotaan) dan tinggi (kota/perkotaan),” ujarnya.

Di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, komet ini terbit pada pukul 21.53 WIB malam ini dengan ketinggian 11,9 derajat.

Pada titik terdekatnya, komet ini terlihat di utara DKI Jakarta dan sekitarnya pada ketinggian 7,4 derajat.

Untuk wilayah Indonesia bagian timur akan ditentukan kapan komet tersebut akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi.

“Untuk mengamati komet ini, cari saja tempat yang tidak ada polusi cahaya, tidak ada penghalang saat melihat komet tersebut, dan tentunya kondisi cuaca sangat cerah.” .

Momen melintasnya komet ZTF menjadi abadi dengan kamera DSLR, teleskop, dan kamera CCD yang terhubung ke laptop atau komputer.

Beberapa astronom memperkirakan periode komet adalah 260.000 tahun (360 derajat ekliptika dibagi 13,6 milidetik gerakan mundur per hari).

Atau bahkan 50.000 tahun (dengan mengubah eksentrisitas antara 0 dan 1).

Namun karena orbit komet ini bersifat hiperbolik, maka komet seperti asteroid Oumuamua yang memiliki orbit hiperbolik hanya akan mendarat satu kali. Komet ZTF diyakini merupakan objek antarbintang karena orbitnya yang hiperbolik, kata Andy.

Sebagai referensi, ZTF, disingkat Comet Zwicky Transit Facility, adalah nama observatorium astronomi lapangan luas yang menggunakan kamera yang dipasang pada Teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar di California, AS.

Komet ini pertama kali teramati pada 10 Juli 2021.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *