Komandan Tertinggi Iran Mengatakan Misi Utamanya adalah Menghentikan Musuh di Mediterania Timur

Komandan tertinggi Iran Hossein Salami mengatakan misi utamanya adalah menghentikan musuh di Mediterania timur

TRIBUNNEWS.COM- Panglima tertinggi Iran mengatakan misi utamanya adalah menghentikan ‘musuh’ di Mediterania timur.

Komandan tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pada hari Selasa bahwa misi utama Pasukan Quds, cabang eksternal korps tersebut, adalah untuk melawan “musuh” di Mediterania timur dan memperluas medan perang, Anadolu Agency melaporkan. ,

Berbicara pada upacara memperingati kematian seorang komandan IRGC dalam serangan terhadap Konsulat Iran di Suriah bulan lalu, Jenderal Hossein Salami menuduh AS “menargetkan dunia Muslim” dan “mencoba mendominasi umat Islam, merampas identitas budaya mereka. ” Dituduh merampas. Untuk menyita hak-hak mereka”.

Katanya, “Jika musuh (Amerika) memasuki negara Muslim, maka musuh tersebut akan menyebar ke negara Muslim lainnya, sehingga jalan bagi agresor untuk memajukan hegemoninya harus dihalangi.”

Iran menyalahkan Israel, sekutu utama AS, atas serangan 1 April di konsulat, yang menewaskan tujuh petugas IRGC. Mereka melancarkan serangan langsung pertama terhadap musuhnya pada 13 April, yang melibatkan ratusan drone dan rudal.

Salami, terutama mengacu pada Amerika Serikat, mengatakan Iran berkomitmen untuk “menutup jalan” bagi “musuh-musuhnya” di bagian timur Laut Mediterania dan “memperluas medan perang” di sana sehingga “musuh-musuh itu dihancurkan.” .

Dengan tindakan ini, Iran ingin melindungi keamanan nasionalnya sendiri dan negara-negara Muslim lainnya, kata komandan IRGC, seraya menambahkan bahwa tanah Muslim “tidak boleh menjadi medan perang bagi penjajah.”

“Kita menghadapi musuh yang sama, takdir dan tujuan kita sama, jadi kita tidak bisa terpisah-pisah,” kata Salami.

Seorang jenderal Iran memperingatkan terhadap penempatan pasukan oleh “kekuatan ekstra-regional yang arogan” di negara-negara Muslim, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan membawa apa-apa selain kemiskinan dan genosida.

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat menyusul perang Israel di Jalur Gaza dan perkembangan regional terkait, termasuk serangan kelompok sekutu Iran terhadap kepentingan AS dan Israel di wilayah tersebut.

Para pejabat Iran telah berulang kali menuduh pemerintahan Joe Biden terlibat dan memberikan senjata kepada Israel dalam perang Gaza, yang telah menewaskan sekitar 34.800 orang.

(Sumber: Monitor Timur Tengah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *