Komandan Hamas Tewas di Tepi Barat dalam Bentrokan dengan Pasukan Israel

TRIBUNNEWS.COM – Seorang komandan Hamas, Mohammed Jaber Abdo, tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin malam, Hamas mengatakan mereka telah membunuh Mohammed Jaber Abdo bersama tiga pejuang lainnya.

Sebelumnya pada Senin, pernyataan bersama dari militer dan polisi Israel mengatakan pasukan rahasia telah menemukan tersangka yang dicari karena melakukan serangan terhadap pemukiman Yahudi di dekatnya.

Kekerasan di Tepi Barat yang diduduki terus meningkat sejak dimulainya perang di Gaza, mengutip Arab News.

Sejak itu, lebih dari 530 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel di Tepi Barat.

Banyak yang tewas dalam protes yang disertai kekerasan atau penggerebekan Israel, yang sering kali disertai dengan tembakan. DK PBB menyetujui resolusi gencatan senjata.

Dewan Keamanan PBB (SC) pada Senin (6/10/2024) secara resmi mendukung resolusi gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat.

Empat belas negara menyetujui usulan gencatan senjata, namun Rusia abstain.

Alasan Rusia untuk tidak memberikan suara adalah karena mereka mempertanyakan apa yang telah disetujui secara tegas oleh Israel, dan mengatakan bahwa Dewan Keamanan “tidak boleh menandatangani perjanjian dengan syarat-syarat yang tidak jelas.”

“Sejauh yang kami pahami, Kami tidak ingin menghalangi keputusan ini karena dunia Arab mendukungnya,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB untuk Rusia, Vasily Nebenzia, seperti dikutip Reuters.

Ada tiga langkah perjanjian gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat ke Dewan Keamanan PBB.

Seperti yang Anda ketahui, Presiden AS Joe Biden telah menyerukan gencatan senjata awal selama enam minggu untuk menukar banyak tahanan Israel yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Tahap kedua akan mencakup gencatan senjata permanen dan pembebasan tahanan yang tersisa.

Sedangkan tahap ketiga akan mencakup upaya membangun kembali Jalur Gaza yang hancur.

Dikutip Al Jazeera, keputusan tersebut awalnya disebut-sebut memandang positif usulan penerimaan Hamas dalam tiga tahap.

Dia mendesak Israel dan Hamas untuk sepenuhnya melaksanakan persyaratan mereka tanpa penundaan atau syarat.

Hamas dengan cepat menyambut keputusan tersebut pada hari Senin.

Dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara, Hamas mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan mediator dan mengadakan negosiasi tidak langsung untuk menerapkan prinsip-prinsip perjanjian tersebut. Israel bersikeras melanjutkan perang.

Pada saat yang sama, Israel menyerukan kelanjutan operasi di Jalur Gaza.

Israel mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam perundingan dengan Hamas.

CNN mengutip pernyataan Israel sesaat setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui rencana gencatan senjata.

Diplomat senior Reut Shapir Ben-Naftaly, perwakilan Israel untuk PBB, menekankan pada pertemuan DK PBB bahwa negaranya ingin memastikan bahwa Gaza tidak menjadi ancaman bagi Israel di masa depan.

Ben-Naftaly mengatakan perang tidak akan berakhir sampai semua sandera dikembalikan dan kemampuan Hamas “dibongkar”.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *