Koalisi Prabowo-Gibran Makin Gemuk, Pengamat: 55 Persen Kursi Menteri Diisi Orang Partai

TRIBUNNEWS.COM – Koalisi pendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakaboming Raka semakin menguat.

Baru-baru ini, Nasdem dan PKB resmi mengumumkan keikutsertaannya dalam koalisi Prabo-Jabran, setelah sebelumnya mendukung Anis Basvidan dan Muhymin Iskandar pada Pilpres 2024.

Di hari yang sama, Kamis (25/4/2024), Ketua Umum NasDem Surya Plukh dan Kak Amin menginformasikan posisi Ketum PKB.

Dengan demikian total ada 10 partai yang akan bergabung dalam aliansi Prabu Jibran yang “gemuk”.

Enam partai yang ada di parlemen adalah Girendra, Golkar, PKB, Nase Dem, Partai Demokrat dan Pan.

Sedangkan sisanya adalah partai non-parlemen yakni PSI, PBB, Garuda, dan Gelora.

Belakangan, dalam wawancara eksklusif dengan Tribune News, Ketua Dewan Pakar PAN Darajad Vaibov menyebut pihak pendukung Prabov Gibran sudah sepakat satu sama lain mengenai rumusan prinsip menteri.

Padahal, Presiden Joko Widodo Prabowo sudah mengetahui prinsip menteri dari setiap partai pendukung Gibran.

“Dengan adanya PIM Prabowo dan Mas Gibran di KIM, Pak Jokowi sudah menyepakati rumusan bersama (soal pembagian jabatan menteri di partai).”

“Cara investasinya masih berubah, tapi kuncinya adalah pembahasan formula dan struktur kabinet,” ujarnya.

Lantas, yang jadi pertanyaan bagaimana kualitas jabatan menteri di kabinet Provo Gibran? Apakah mayoritas terdiri dari unsur partai atau gabungan kader partai dan tokoh-tokoh yang berlatar belakang profesional?

Pengamat: Menteri Prabhu Jibran kemungkinan 55% partainya, sisanya profesional

Ajang Kumaruddin, analis politik Universitas Azhar, berkomentar sebagian besar menteri di kabinet Prabhu Gibran berasal dari partai pro pemerintah.

Menurut dia, 55% menteri berasal dari partai dan sisanya berlatar belakang profesional.

Kepada wartawan, Rabu (1/5/tribunenews.com), ia mengatakan, “Sepertinya komposisi kabinet Prabhu Gibran banyak diisi parpol. Komposisinya 55% parpol dan 45% profesional. Mungkin 2024) .

Ujang menilai Prabhu Gibran masih memiliki banyak menteri dari unsur partai yang akan mendukungnya di Pilpres 2024 untuk menuntaskan partai politik.

Makanya, dia terus mengurangi jumlah menteri yang berlatar belakang profesional tersebut.

Bahkan, Ujang Prabow-Gibran menyebut 60% menteri di kabinet berasal dari kader yang pro partai.

“Itu hasil Liga James Prabu Gibran atau Liga Mei ya.”

Ambillah, katanya, itu menunjukkan dukungan partai politik itu besar dan banyak, sehingga harus menerima banyak menteri dari partai tersebut.

Namun, Ujang Prabowo-Gibran kurang mempermasalahkan apakah menteri yang dilantik memiliki latar belakang kader partai atau profesional.

Katanya, yang terpenting menteri terpilih harus bekerja dan jujur.

“Yang jelas, baik parpol maupun profesional (menteri) mencari orang-orang yang hebat, bisa berkarya dan ahli, bisa menerjemahkan visi misi dan program yang mereka laksanakan di kementerian. dikatakan.

Kemudian, saat ditanya posisi menteri mana yang sebaiknya diisi oleh profesional, Yujung mengatakan Kementerian Keuangan (Kamenke) tidak boleh diisi oleh tokoh partai.

Katanya, “Yang saya lihat dan prediksi, yang bersangkutan bisa jadi Kementerian Keuangan, Bendahara Negara, karena yang bersangkutan harus mengelola uang negara. Jadi jangan mengisinya dengan partai politik.

Belakangan, saat ditanya soal jabatan Kementerian Perhubungan (Kemenko), Ujung berpendapat sebaiknya yang menduduki jabatan itu adalah anggota partai dan profesional.

Tergantung kebutuhan Prabhu saja, tutupnya. Ia juga dapat menunjuk partai politik dan profesional, yang merupakan hak prerogratif Presiden.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel Lain Terkait Kabinet Prabu Gibran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *