TRIBUNNEWS.COM – Tiga orang yang diserang netizen karena diduga terlibat dalam pembunuhan Wina Cirebon angkat bicara.
Ketiganya bahkan melakukan klarifikasi bersama di tempat dan waktu.
Mereka adalah anak mantan Gubernur Cirebon Ramadhani Purwadi Sastra; Pegi Setiawan dari Cianjur, Jawa Barat; dan Hassan Basadi.
Unggahan akun TikTok @ramadanisastra15 diberitakan pada Sabtu (1/6/2024) dan ketiganya mengeluarkan pernyataan membantah tudingan masyarakat.
Ramadhani alias Rama mengklarifikasi tudingan masyarakat yang dilayangkan kepada mereka adalah tidak benar.
Rama mengklarifikasi bahwa dia bukanlah Hassan seperti yang dituduhkan masyarakat.
Sedangkan, lanjut Rama, Pegi Setiawan Cianjur bukanlah anak Bupati Cirebon.
“Saya di sini bersama Mas Pegi Setiawan dan Hassan Basadi, menurut Anda (Hassan) itu saya dan Mas Pegi adalah anak Gubernur Cirebon, itu tidak benar,” kata Rama seperti dikutip dari laporan tersebut.
Oleh karena itu, Rama mengimbau masyarakat tidak hanya melontarkan tudingan dan mengaitkannya dengan kasus Vina CIrebon.
“Jadi netizen berhenti mengejek dan membuat berita bohong karena sangat merugikan Mas Pegi dan Mas Hassan.”
Kedua keluarga juga merasa tidak nyaman jika keluar rumah, kata Rama.
Rama diketahui dituding bertanggung jawab atas pembunuhan Vin dan Eki.
Terkait dengan itu, kakak laki-laki Rama, Satria Robi Saputra, sebelumnya menegaskan bahwa adiknya masih duduk di bangku sekolah dasar saat pembunuhan Vina terjadi.
“Tahun 2016 Rama masih duduk di bangku SD,” jelas Satria seperti dikutip TribunJakarta.com.
Rama diketahui didakwa sebagai salah satu pelaku kasus pembunuhan Vina dan Eky alias Dani pada 2016 lalu.
Ia kaget publik mengaitkan sosok sang adik dengan sosok Dani, DPO Polda Jabar.
“Sebenarnya Rama, bukan Dani. Dia (Dani) merupakan salah satu dari tiga DAP yang dilepas Polda Jabar,” kata Satria.
Selain itu, ibundanya yang juga istri mantan Wali Kota Cirebon, Sunjaya Purwadi Sastra, Wahyu Tjiptaningsih atau Ayu pun memberikan penjelasan.
Melalui akun Instagram pribadinya, @bundaayutjiptaningsih, Aju menegaskan keluarganya tidak ada kaitannya dengan kasus Vin Cirebon.
“Tuduhan anak saya Ramadhani menjadi DAI tidak berdasar dan salah.”
Sebenarnya saat kejadian itu Ramadhani masih berusia 11 tahun, jadi tuduhan itu tidak relevan, tulis Aju, Kamis (29 Mei 2024).
Aju mengaku khawatir dengan kasus yang belum kunjung dibuka.
Terkait kasus Cirebon Win, lanjut Aju, ia berharap pihak kepolisian bisa segera menyelesaikannya.
“Kami berharap kasus Vin segera terselesaikan dan kebenaran terungkap.”
Mari kita bersama-sama menjaga hal ini dengan baik dan cerdas, kata Aju. Mantan Kapolda Jabar ini buka suara
Turut angkat bicara soal kasus Vin adalah Kapolda Jabar 2016-2017 Irjen Polisi (Purn) Anton Charlian.
Anton juga bercerita tentang kasus pembunuhan Wina Cirebon yang terjadi pada masa kepemimpinannya.
Saat itu, kasus pembunuhan Vin Cirebon sempat membuat heboh masyarakat karena geng motor tersebut dianggap sadis.
Jadi tindakan Perkas itu tidak berlaku di Polda Jabar, melainkan hanya di Polres Cirebon.
“Ada sedikit gangguan, tapi tidak meledak, sehingga saat itu Polres Otonom tidak terlibat, hanya polisi saja,” kata Antón, Sabtu (1/6/2024).
Anton mengungkapkan, kasus tersebut P21 atau dinyatakan selesai kasus pada 23 Desember 2016 atau sekitar empat bulan setelah kejadian pada Sabtu, 27 Agustus 2016.
Saat itu, Antón baru menjabat Kapolda Jabar selama lima atau enam hari.
Setelah itu, Antón mengungkapkan bahwa situasi dan keadaan saat itu tidak terlalu memprihatinkan masyarakat.
“Kasus ini tidak dilaporkan ke Bareskrim karena dianggap tidak ada kepentingan umum atau kepedulian masyarakat. Kalau dari awal memang meresahkan, tentu Polda Jabar akan menangani kasus tersebut.” kata anton.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Anak Mantan Wali Kota Cirebon Ketakutan Usai Dituduh Terlibat Kasus Win di Cirebon, Kini Hidup Tak Nyaman dan Kasus Win Sesuai Saatnya, Mantan Kapolda Jabar Minta Penyidik betapa yakinnya mereka salah, dan mengingatkan para saksi
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani) (TribunJakarta.co/Bima Putra)