Tribune News – Israel mengaku telah membunuh pemimpin Hamas Yahya Senour pada Rabu (16/10/2024) di selatan Gaza.
Laksamana Daniyal Hejri, juru bicara Angkatan Darat Arab, mengatakan: “Kemarin di Tel Sultan, Rafah, Yahya Senour ditembak oleh pejuang militer.
Tak lama kemudian, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis video yang memperlihatkan detik-detik terakhir Yahya Senor sebelum ditembak.
Menurut Israel, pada pukul 10.00, salah satu tentara dari Batalyon 450 melihat orang yang mencurigakan memasuki sebuah gedung dan pergi.
Menurut Ynet, setelah mengetahui masalah ini, tentara Israel mengirimkan drone ke dalam gedung pada pukul 15.00.
Dari drone tersebut terlihat 3 sosok keluar dari gedung dan berusaha berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya.
Kemudian Komandan Batalyon 450 menembaki 3 orang tersebut dan mereka mengklaim bahwa salah satu dari 3 orang tersebut adalah Yahya Sanur.
Tembakan ini mempermalukan mereka.
Tentara Israel mengklaim bahwa orang yang mencurigakan pergi ke lantai dua gedung dengan sonar.
Tentara Israel tidak diragukan lagi melemparkan granat ke gedung tersebut dan menghancurkan sebagiannya.
Setelah itu, pasukan ISAF mulai menarik diri dan mengerahkan drone.
Drone mulai memasuki lantai dua gedung dan memperlihatkan seorang pria dengan wajah tertutup syal.
Pria ini terlihat sedang duduk di sofa.
Sepertinya tangannya terluka.
Tentara Israel mengklaim bahwa pria tersebut adalah Yahya Senor.
Seorang pria yang diduga Yahya Sanur terlihat berusaha menjatuhkan drone tersebut dengan tongkat setelah menyadari drone tersebut telah memasuki gedung.
Namun tampaknya pelemparan tongkat bukanlah penyebab jatuhnya drone IDF.
Video yang dirilis tentara Israel berhenti sampai disitu.
Namun, militer Israel mengklaim bahwa peluru tank Merkava Mark 4 dan rudal Matador yang dibuat oleh kontraktor pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems menembaki tersangka Sanwar.
Setelah penembakan dimulai, tentara Israel mengaku telah mengkonfirmasi kematian Sanwar.
Al Jazeera mengutip pernyataan tentara Israel: Setelah identifikasi jenazah selesai, kematian Yahya Senour akan dikonfirmasi.
Israel mengaku telah memantau pergerakan Sinwar sejak pekan lalu.
Puluhan militer (tentara Israel) dan operasi ISIS Shin Bet dinas keamanan internal Israel selama setahun terakhir dan dalam beberapa minggu terakhir telah membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar di wilayah yang ditinggalkannya karena ia dicari oleh pasukan Israel. Klaim Israel menyebabkan pemecatannya
Polisi Israel mengaku telah membawa jenazah Sanwar.
Jenazah Sinwar ditangkap dan dibawa ke Pusat Forensik Tel Aviv.
Polisi Israel mengatakan jenazah Sinwar dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut al-Arabiya, polisi mengumumkan dalam sebuah pernyataan: Jenazah pemimpin Hamas Yahya Senour tiba di Pusat Kedokteran Forensik Nasional beberapa waktu lalu untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sekadar informasi, Sinwar digantikan oleh Ismail Haniyeh sebagai pemimpin politik Hamas pada Agustus lalu.
Ia menjabat sebagai pejabat senior Hamas di Gaza selama dua periode berturut-turut pada tahun 2017 dan 2021.
(Tribunnews.com/Fara Patri)
Artikel lain terkait Yahya Senor dan tentara Israel