Klaim Sudah Netralisir Shejaiya, Pasukan Israel yang Sembunyi Roboh Disergap Qassam Pakai Bom Petir

Mengklaim menghancurkan Shejaya, pasukan Israel yang bersembunyi di reruntuhan diserang oleh Qassam dengan flash bomb.

TRIBUNNEWS.COM – Brigade Izzdin al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, mengumumkan pada Selasa (7 September 2024) bahwa pejuangnya menyerang pasukan Israel (IDF) yang bersembunyi di sebuah rumah berbenteng di Shejaiya, dekat Kota Gaza.

Serangan dilancarkan menggunakan roket termobarik (TBG) dan menggunakan senapan mesin untuk menembaki pasukan IDF.

“Ketika beberapa anggota unit mundur setelah terbunuh atau terluka, mereka kembali menjadi sasaran peledakan alat peledak improvisasi (IED) atau bom anti-personil buatan sendiri yang dikenal sebagai bom flash shawaz,” demikian bunyi laporan Haberni. Klaim telah melenyapkan Shejaiya, menggunakan jip sejak armornya hilang

Serangan terbaru di Qassam terjadi setelah Pasukan Pertahanan Israel mengatakan mereka telah merebut lingkungan Shedjaya di Kota Gaza.

Ahli militer dan strategi Yordania Nidal Abu Zaid meninjau lebih lanjut klaim IDF.

Ia memperkirakan klaim tersebut dilontarkan setelah pasukan pendudukan Israel gagal menghadapi kegigihan keras kepala milisi perlawanan Palestina setelah menderita kehilangan pasukan dari Divisi Parasut ke-98.

Abu Zeid juga menilai pengerahan pasukan IDF dalam jumlah besar ke Shejaiya (banyak sumber menulis sebagai Shujaiyya) dimaksudkan untuk memotong jalan Salah al-Din melalui Jalan Bagdad di Kota Gaza hingga ke lingkungan Tuffah.

Ia menambahkan, tindakan pasukan pendudukan Israel tersebut tampaknya merupakan upaya untuk mengerahkan pasukannya dari poros Nezarim menuju Zaitoun.

Abu Zeid mengatakan tujuan dari pelatihan IDF adalah untuk memungkinkan mereka bergerak bebas mencapai daerah tersebut, namun tujuan tersebut tidak tercapai melalui konfrontasi sengit dengan faksi milisi perlawanan Palestina.

Insiden itu terjadi di Tal al-Hawa, dekat Zaytoun, ketika milisi perlawanan Palestina menyerang sebuah jip militer Israel, menewaskan beberapa tentara IDF.

Terkait kejadian tersebut, menurut Abu Zeid, mobil jip militer yang digunakan pasukan IDF di area operasi dan penyergapan tidak memiliki tameng atau alat pelindung diri.

“Ini menunjukkan bahwa sejumlah besar kendaraan lapis baja dikerahkan (di front lain – Rafah), memaksa pasukan pendudukan untuk menggunakan kendaraan tempur ringan jenis ini,” kata Haberni, seraya mengatakan bahwa Brigade Qassam adalah bagian dari militer gerakan pembebasan Palestina. cabang Hamas. Menurut laporan, tentara Israel mengatakan bahwa operasi militer di kota selatan Rafah di Gaza berjalan lambat dan tidak dapat diselesaikan dengan cepat karena Qassam dapat mempelajari dan mempelajari pelatihan tempur Pasukan Pertahanan Israel. (khaberni/HO) Milisi perlawanan akan disergap lagi

Mengenai klaim IDF bahwa mereka telah menetralisir Shejaya, intensitas serangan milisi Palestina dilaporkan menurun selama 24 jam terakhir, sebelum Kassam mengatakan pada Selasa malam bahwa tentara IDF kembali diserang.

Mengenai menurunnya operasi milisi perlawanan, Abu Zeid mengatakan bahwa Brigade Qassam dan faksi militer lainnya telah terbiasa melakukan pengawasan, pengintaian, pengumpulan informasi dan kemudian melancarkan operasi.

“Ini adalah taktik perang gerilya. Intensitas operasi kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang karena pasukan pendudukan tampak bersemangat untuk mencapai apa pun sebelum Israel bereaksi dan inisiatif gencatan senjata diusulkan.” Seorang tentara IDF berdiri di dekat sebuah tank melawan puing-puing kehancuran Gaza di latar belakang. Setelah lebih dari enam bulan melakukan pengeboman, Israel gagal mencapai tujuan perang yang telah ditentukan. Baru-baru ini, Israel kembali mengalami kekalahan mengejutkan dalam situasi di mana Hamas terus merundingkan pertukaran tawanan dan sandera untuk mengakhiri perang secara permanen. (Habani/Ho)

“Pada saat yang sama, milisi perlawanan tampak lebih tenang dan stabil, memperdagangkan geografi dengan waktu dan menimbulkan kerugian pada pasukan yang bergerak maju di Rafah dan Jalur Gaza utara,” kata Abu Zeid.

Mengenai babak baru perundingan tawanan perang dan penyanderaan antara Hamas dan Israel, Abu Zeid menekankan bahwa peluang keberhasilan inisiatif ini lebih besar daripada peluang kegagalan.

Dia mengatakan hal ini didasarkan pada indikator yang disajikan dan pernyataan pasukan pendudukan, karena keamanan internal IDF dan kelompok militer mengakui perlunya kesepakatan untuk menghentikan perang. Tentara Brigade Hamas Qassam bersiap menembakkan mortir ke sasaran. (Tangkap layar LBCI)

“Perjanjian tersebut setidaknya akan memungkinkan pihak-pihak yang bertikai untuk melepaskan diri dari kelelahan dan kerugian yang mereka alami saat ini,” kata Zeid.

Dalam analisisnya, Abu Zeid mencatat bahwa poros Nezarim telah menjadi sasaran perlawanan yang ingin menghilangkan kartu negosiasi yang coba dikendalikan oleh pasukan pendudukan Israel.

Hal ini sejalan dengan pidato Abu Ubaida kemarin, dimana beliau dengan jujur ​​menyatakan bahwa poros Nezarim akan menjadi sasaran milisi perlawanan, katanya.

(oln/khbrn/*)

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *