TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Rahmat Hidayatullah (42), pekerja operator forklift yang menjadi salah satu korban kebakaran pabrik PT Jati Perkasa Nusantara di Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, ternyata baru bekerja delapan bulan di perusahaan tersebut. .
Rahmat diyakini menjadi satu dari sembilan orang yang tewas dalam kebakaran hebat yang berlangsung lebih dari 24 jam di pabrik pakan ternak pada Jumat (1/11/2024).
Usai pertemuan di rumah duka, di Jalan Merdeka II Raya, RT 02/001, Bintara, Bekasi Barat, Jawa Barat, sang istri, Sinawati, berbagi cerita tentang perjalanan hidup suaminya.
Ia mengatakan, suaminya baru delapan bulan bekerja di pabrik tersebut dan masih berstatus pekerja kontrak. Dan kontrak kerjanya akan berakhir pada Februari 2025.
Sebelum bekerja sebagai operator forklift di perusahaan pakan ternak, Rahmat bekerja di beberapa perusahaan dan bekerja sebagai buruh kasar dan petani untuk keluarganya.
Istrinya, Sinawati, mengatakan suaminya bekerja di perusahaan listrik sebelum terkena PHK saat pandemi Covid-19 2020.
Saat itu perekonomian keluarga cukup.
Namun, setelah suaminya berhenti bekerja, hal itu berubah.
Rahmat semasa hidupnya harus bekerja keras untuk keluarganya dan rela bekerja sebagai buruh kasar dengan upah Rp 100 per hari.
Rahmati melakukan pekerjaan ini selama tiga bulan dalam perjalanan bisnis pulang pergi dari Bekasi ke Karawang.
Setelah itu, kata istrinya, Rahmat beralih pekerjaan menjadi buruh kasar.
Memang ada saatnya Rahmet harus menjadi pengamen untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya.
“Suami saya adalah pekerja keras untuk keluarganya. Dia melakukan segalanya untuk keluarganya. Saya bahkan berhasil mengamen selama 1 minggu karena belum mendapatkan pekerjaan. Pesan suami saya saat itu adalah, “Gak usah malu hidup, cari saja yang halal,” ujarnya.
Setelah itu, pada Februari 2024, Rahmat mendapat pekerjaan di PT Jati Perkasa Nusantara sebagai operator forklift.
Saat itu, sang istri mengaku sangat bersyukur atas pekerjaan suaminya.
Bahkan, kata Sinawati, Rahmat mengutarakan keinginannya membeli rumah untuk keluarganya saat mulai bekerja kembali.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang belum ayah kerjakan untuk keluarga,” jelas Sinawati.
Sebelumnya, Karumkit RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Prima Heru Yuli Hartono mengatakan, pihaknya menerima 12 kantong jenazah dari peristiwa kebakaran pabrik pakan ternak PT Jati Perkasa Nusantara di Bekasi.
“RS Bhayangkara Polri telah menerima 12 kantong jenazah sejak pukul 12.00 siang dan pihak RS telah membentuk tim untuk melakukan pemeriksaan jenazah dan upaya identifikasi yang melibatkan tim forensik, DNA forensik, psikologi forensik, dan tim visum,” demikian keterangan wartawan . Suasana di posko ante mortem dan post mortem penanganan korban kebakaran pabrik di bekasi berlangsung tenang sejak pagi hari di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (11/2/2024). (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)
Brigjen Prima mengatakan, proses autopsi akan melibatkan tim dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Dia memastikan jenazah diperiksa secara teliti.
Jenazah yang diterima berupa bagian-bagian tubuh.
“Iya, bagian tubuhnya tidak utuh,” lanjut Karumkit. (jaringan tribun/yud/dod/cos)