Laporan khusus reporter Tribunnews.com Abdi Rayanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berbagai kisah sedih para pemain judi online (judo) yang keinginannya mencari uang kini bangkrut dan menular ke keluarganya.
Hal ini menimpa Atsend (29), sapaan akrab MHU, warga Bekasi, Jawa Barat.
Aceng merupakan salah satu dari 8,8 juta masyarakat Indonesia yang terjerumus ke dalam kubangan perjudian, baik perjudian tradisional maupun perjudian online.
Aceng mengaku kecanduan judi online sejak mencoba memainkannya.
Meski begitu, kemudahan teknologi modern telah mendorongnya ke ranah perjudian online.
Kemudian pada tahun 2022, Anda melihat iklan saat menonton konten di YouTube.
“Saya coba dulu,” kata Eisen melalui telepon, Rabu (20/11/2024).
Untuk pertama kalinya, Aceng mengaku memasang taruhan sebesar Rp 200.000 di sebuah situs judi online.
Meski merugi, Eisen tak menyerah. Faktanya, dia menikmati perjudian online.
Tentu saja bandar judi online sepertinya memberi peluang kepada Asen untuk menang. Penghasilan pertamanya adalah 5 juta rubel.
Ibarat nikotin pada rokok, Eisen mengaku kecanduan judi online. Bahkan, aktivitas tersebut sudah menjadi aktivitas rutin di luar pekerjaan.
Waktu telah berlalu. Kemenangan adalah suguhan sehari-hari saat bermain judi online.
Seingatnya, penghasilannya dari judi online mencapai Rp 45 juta.
Namun, ketidakbahagiaan tampaknya merupakan ketidakbahagiaan.
Dia mengakui bahwa dia telah kehilangan lebih dari $60 juta dalam perjudian online.
“Total uang saya hilang Rp 60 juta lebih. Masih kotor, rekening kotor. Soalnya setelah saya menang besar, saya deposit lagi, lalu depositnya jadi sebesar deposit. Rp 1 juta, 2 juta Rp 5 juta Ada Rp, malah saya baru bayar (uangnya) langsung hilang di deposit,” kata Aseng.
Pinjaman online (pinjol) sepertinya juga tidak bisa dilepaskan dari perjudian online.
Aizen merasakannya sendiri. Ia pun mendapat uang untuk bermain lagi dari permainan judi online ini.
Ia mengakui 15 permohonan pinjaman, baik pinjaman legal maupun ilegal, sebelum utangnya terakumulasi hingga lebih dari Rp 20 juta dari satu permohonan.
Alih-alih menyadari apa yang dia lakukan, perilaku Aizen malah memburuk.
Di antara puluhan pengajuan pinjaman, Aseng mengaku tak mampu membayar seluruh utangnya, terutama utang ilegal.
“(Pengajuan pinjaman) banyak, puluhan, ada yang ilegal, ada yang legal, ada yang saya bayar, ada yang ilegal, saya tidak bayar sama sekali,” ujarnya. Kredit gambar online (Surya/Eben Haezer)
Saat itu, dia hidup dalam ketakutan.
Orang tua juga menciptakan situasi yang sulit. Debt collector sudah beberapa kali menyita rumahnya.
Akhirnya pada Maret 2024, Aseng menyerah.
Setelah mendapat nasehat dari beberapa temannya, ia menghentikan kebiasaan berjudi online.
Kini ia ingin mencicil utangnya dan menata kehidupan yang baik di masa depan. Judol dan Pinjol “Saudara dan Saudari” dan Lingkaran Kematian
Budi Ari Setiadi, selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), mengatakan semua kementerian harus terlibat dalam menindak perjudian online (judol) dan pinjaman online (pinjol) ilegal.
Menurutnya, aktivitas perjudian online yang sangat meresahkan saat ini dan memberikan dampak buruk bagi masyarakat yang terkena dampaknya, erat kaitannya dengan pinjaman online ilegal.
Dia perjudian online dan peminjaman adalah saudara.
“Saudaraku, aku sudah berkali-kali bercerita tentang judol dan pinjol ilegal. ‘Saudara’ ini! Keduanya musnah!” kata Ari dalam keterangannya, Sabtu, 5 Juni 2024.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambajo mengatakan perjudian dan pinjol menggerogoti masyarakat dan akan berdampak buruk jika tidak segera diatasi.
“Judi online itu soal pulsa online. Kalau main judi online 2-3 kali dan menang akan diberikan pulsa terus menerus. Kata Agus di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Juni 2024, “Itu lingkaran setan yang perlu diputus. . dikatakan.
Menurut Agus, jika seseorang kecanduan judi online meski sering kalah, ia akan berusaha mencari sumber uang cepat.
Salah satu sumber dana yang bisa diperoleh dengan cepat adalah pinjaman online yang kini banyak beredar di masyarakat.
Namun, perusahaan pinjaman online mengenakan suku bunga yang tinggi sehingga menyulitkan para penjudi untuk membayar kembali pinjamannya. Oleh karena itu, para penjudi ini terus mencari pinjaman online lainnya atau menggunakan metode “gali dan tutup” untuk menutup pinjamannya. Dari depresi hingga halusinasi
Selain itu, Didik Kusnadi, psikolog dari Perhimpunan Psikolog Klinis Indonesia, mengatakan ada beberapa hal yang membuat orang kecanduan judi online.
Pertama, kata Didik, banyak penjudi yang disesatkan atau mempunyai keyakinan salah tentang peluang menang. Kedua, ada ketertarikan karena kemenangan dipilih secara acak.
Ketiga, masalah emosional dan stres, dimana penjudi lari dari permasalahan sehari-hari. Keempat, hilangnya pengendalian diri, dan kelima, pengaruh lingkungan, kata Didik.
Didik mengatakan, dalam hal ini pecandu judi online mengalami kecemasan berlebihan (anxiety disorder) bahkan depresi.
Bahkan, tambah Didik, jika penjudi online mengalami depresi, mereka cenderung menunjukkan gejala psikotik, seperti halusinasi bahkan tanda-tanda kejahatan.
Meski demikian, Didik mengatakan, korban kecanduan judi online bisa mendapatkan penanganan yang baik terutama dari setiap pecandu.
“Peran keluarga adalah membantu individu mengatasi kecanduan judi online, dan jika ada masalah utang mungkin keluarga bisa memberikan solusi dan dukungan bagi mereka yang terlibat dalam mengatasi kecanduan judi online,” ujarnya. .
Selain itu, perlu adanya intervensi dan regulasi dari pemerintah untuk menjauhkan warga dari bahaya perjudian online.
“Perlu pengobatan untuk membalikkan efek kecanduan perjudian online,” pungkas Didik. 100 orang yang dirawat di RSCM meninggalkan Rumah Sakit Cipto Manungkusumo (RSCM) di Salemba, Jakarta Pusat pada Minggu, 2013. (Berita Kota/angga bhagya nugraha)
Belakangan ini perjudian online di Indonesia menjadi perhatian pemerintah.
Pasalnya, jumlah orang yang kecanduan judo dan terjerumus ke dalam perangkap semakin hari semakin meningkat, dan akibatnya berdampak pada kesehatan mental.
Beberapa telah dirawat di rumah sakit karena penyakit mental akibat kecanduan judi online.
Dr Christiana Siste Kurniasanti, SpKJ(K), psikolog konsultan kecanduan dan psikiater Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, mengatakan jumlah pasien terkait perjudian online akan meningkat signifikan pada tahun 2024 di RSCM. .
Dr Christiana IDI menjelaskan dalam jumpa pers, Jumat (8/11/2024) bahwa “jumlah pasien rawat inap mendekati 100, dan jumlah pasien rawat jalan dua kali lipat”.
Meski terdengar mengkhawatirkan, Christiana mengatakan hal ini merupakan pertanda baik karena masyarakat kini semakin sadar akan kesehatan mental.
Christiana meyakini angka tersebut masih merupakan sebagian kecil dari fenomena kecanduan judi online di masyarakat.
Tren perjudian online pada tahun 2021 diketahui sedang naik daun di masa pandemi.
Terutama lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman online.