Kisah Endang Suherman Jemaah Haji Asal Pangandaran, Istri Wafat Setiba di Bandara Jeddah

Khaledin Umar Barat melaporkan dari Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, MADINA – Endung Suherman, jemaah haji Indonesia asal Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang tergabung dalam Rombongan 27 Jakarta-Bekasi (JKS-27), berusaha tetap tegar dan tangguh menghadapi bencana yang mereka hadapi.

Istri tercinta Popon Rohmawati meninggal dunia saat tiba di Bandara King Abdulaziz Jeddah pada Sabtu (25/5/2024).

Endang tak pernah menyangka harus meninggalkan kekasihnya Popon Rohmawati saat menemaninya menunaikan ibadah haji. Meski demikian, Endang mengaku jujur ​​karena memandang segala sesuatunya sudah takdir Tuhan.

Karena kematian adalah misteri ilahi yang tidak dapat dibayangkan atau disangkal oleh siapa pun.

Menurut Endang, belum ada tanda-tanda khusus penyebab kematian istrinya. Dari Bandara Soekarno-Hatta hingga mendarat di Bandara Jeddah, Popan sudah bagus.

Padahal keduanya sama-sama melakukan perjalanan dari kampung halamannya di Arab Saudi. Selama di pesawat, Popan menurut Endang sangat ceria.

Bahkan, saat pesawat mendarat di Bandara Jeddah, Popon merekam video saat pesawat mendarat.

Menurutnya, belum ada tanda-tanda khusus dirinya akan selamanya meninggalkan wanita yang melahirkan ketiga putranya itu.

“Sampai boarding di Bekasi biasa saja. Penerbangannya menyenangkan sekali. Landingnya biasa saja. Saya malah minta divideokan. Bahkan saya difoto,” kata Endang.

Endong mengatakan, dirinya masih terlihat sehat saat naik pesawat dan mendarat.

Bahkan, istrinya sempat membuat video saat ia turun dari pesawat dan masih sempat membantu komunitas lansia di dalam pesawat.

Banyak foto Endang dari awal yang memperlihatkan keduanya sangat bahagia bahkan menikmati penerbangan.

Terkadang mereka berdua tertawa. Foto lainnya memperlihatkan Popon Rochmavathi tertidur di bahu Endang Suherman. Contoh Jemaah Haji yang Meninggal di Tanah Suci (Tim P3JH Kemenag RI)

Namun sesaat setelah mendarat, Popon Rochmavathy mulai merasa pusing.

Tiba-tiba dia mengeluh, ‘Saya pusing pak, saya pusing..’ Lalu dia terjatuh, kata Endang Suherman.

Popon Rochmavathi dilarikan ke rumah sakit bersama tim dokter. Sayangnya, sesampainya di rumah sakit, Popon sudah meninggal dunia.

“Istri saya tidak ada penyakit apa-apa, tapi kadang pusing, tapi belum mendapat pengobatan.

“Kami memiliki 3 orang putra, 2 orang masih kuliah dan 1 orang duduk di bangku kelas 6 SD,” kata Endang.

Endang dan Popon Rachmawati mendaftar haji pada April 2013 dan berhasil diselamatkan bersama keluarganya.

Endang bermimpi pergi haji bersama istrinya. Dari pendaftaran pertama.

“Tapi Allah berkehendak lain, mungkin ini yang terbaik. Semoga kita bisa bertemu kembali di surga,” kata Endang Suherman.

Tak disangka, saat hendak menuju gerbang bandara, Popon mengalami pusing. Tiba-tiba Popon terjatuh dan pingsan.

Istri saya tidak ada penyakit apa-apa. Kadang pusing, tapi belum pernah berobat, jelas Endang kepada tim Media Center Haji (KIA) Bandara Dakar 2024 usai memakamkan istrinya bersama Pejabat Penyelenggara Haji (PPIH) Arab Saudi. di Dakar. Bandara di Maqbara, Jeddah.

Sementara itu, tim dokter penerbangan dan dokter bandara langsung merawatnya. Setelah itu, Popone dirujuk ke rumah sakit. Sayangnya, sesampainya di rumah sakit, Popon sudah meninggal dunia. Dia memuji kewaspadaan otoritas haji

Endang mengucapkan terima kasih kepada pihak pengelola haji yang telah melaksanakan pemakaman istrinya dengan baik.

Kepala SMP 1 Pangandaran dan Wakil Presiden PGRI Pangandaran banyak membantu pengurus haji dengan mengatur cepat-cepat ibadah terakhir istrinya.

“Saya sangat terbantu oleh pihak otoritas haji. Saya berterima kasih kepada tim otoritas haji Indonesia,” kata Endang.

Menurut Endang, tanpa petugas haji, ia bingung mengurus jenazah istrinya di Arab Saudi. Selain itu, ia juga cacat dalam hal bahasa. Ia mengucapkan terima kasih kepada pihak penyelenggara haji yang cepat tanggap dalam menangani jenazah istrinya.

Alhamdulillah semuanya berjalan baik. Dari penanganan awal penyakitnya, membawanya ke rumah sakit, pengolahan jenazah hingga pembalseman dan penguburan, imbuhnya.

Popon dimakamkan di pemakaman di Jeddah pada Sabtu sore (25/5). Endang dan keluarganya menerima kepergian Popon. Endang saat ini sedang mempersiapkan ibadah haji.

“Ini untuk kita semua, untuk kita sekeluarga, apalagi untuk saya, saya akan tetap ada, tetap diberi kekuatan, kesehatan, dan harapan untuk bisa menuntaskan ibadah haji dan pulang bersama dalam keadaan sehat,” ujarnya.

Jumlah jemaah haji yang meninggal di Arab Saudi pada Sabtu (25/5/2025) sebanyak 15 orang, lapor jurnalis Serambi Indonesia/TribuneNews Khaledin Umar Barat selaku pejabat Media Center Haji (KIA) 2024 asal Arab Saudi.   Daftar jemaah haji yang meninggal hingga Sabtu 25 Mei 2024:

1. Upan Supian Anas (71 tahun). Ia meninggal dunia pada 12 Mei 2024 di Madinah dan tergabung dalam rombongan embarkasi JKS 2 Jakarta-Bekasi.

2. Didi Rowdy (69 tahun). Ia meninggal dunia pada 14 Mei 2024 di Madinah dan merupakan anggota rombongan embarkasi JKS 3 Jakarta-Bekasi.

3. Yusman Irawan (64 tahun). Beliau wafat pada tanggal 14 Mei 2024 di Madinah). Almarhum tergabung dalam Rombongan Embarkasi PLM 2 di Palembang.

4. Basirun Mangsuri Virya Besari (68 tahun). Beliau wafat pada 16 Mei 2024 di Madinah. Embarkasi solo almarhum adalah bagian dari grup SOC 14.

5. Totan Fatoni (48 tahun) meninggal dunia pada 19 Mei 2024 di Madinah dan tergabung dalam rombongan embarkasi JKG 9 Jakarta-Pondak Gede.

6. Sarip Hari Kharun (68 tahun) meninggal dunia pada tanggal 20 Mei 2024 di Madinah). Almarhum merupakan anggota rombongan embarkasi JKS 16 rute Jakarta-Bekasi.

7. Imam Turmudi Abuyamin (umur 71 tahun) meninggal dunia pada tanggal 19 Mei 2024 di Madinah. Ia tergabung dalam rombongan SUB-15 Embarkasi Surabaya.

8. San Muntani Mad Mirsad (umur 84) meninggal dunia pada tanggal 19 Mei 2024 di Madinah. Dia adalah bagian dari grup embarkasi tunggal SOC-8.

9. Retnoyarni Sayafi Adam (60 tahun) meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 2024 di Medina dan tergabung dalam Kelompok Embarkasi PDG-9 Padang.

10. Muslim Ismail (50 tahun) meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2024 di Makkah. Ia merupakan anggota Rombongan Embarkasi PDG-1 Padang.

11. Sunarti Joyo Kemis (umur 67 tahun) meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 2024 di Madinah. Dia adalah bagian dari grup embarkasi terbawah BTH-7.

12. Eni Rodia Solichin (68 tahun) meninggal dunia di Makkah pada 23 Mei 2024 dan merupakan anggota rombongan embarkasi JKG-2 Jakarta-Pondak Gede.

13. Abdullo Som Sijin (umur 69) meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 2024 di Madinah. Ia tergabung dalam Rombongan Embarkasi JKG-20 Jakarta-Pondak Gede.

14. Sutarso Tasripin Kamsi (50 tahun) meninggal dunia pada tanggal 25 Mei 2024 di Jeddah dan tergabung dalam Rombongan SUB-3 Embarkasi Surabaya.

15. Popon Rohmawati (50 tahun) meninggal dunia pada tanggal 25 Mei 2024 di Jeddah. Ia tergabung dalam rombongan embarkasi JKS-27 Jakarta-Bekasi.

Khalilur Rahman, Kepala Wilayah Kerja Makkah (Kadakar), berduka atas meninggalnya beberapa jamaah hingga minggu kedua pemberangkatan mereka.

Ia mengatakan, jemaah yang meninggal merupakan warga lanjut usia (Vriddhi) dan berisiko tinggi (Risthi) dari berbagai kalangan. Saptaria Susiani (30) dan Irpan Hilmi (42) bertemu di Gerbang 338 Masjid Nabawi di Madinah. Pasangan itu berangkat dari kelompok yang berbeda. Susi berasal dari Sukabumi di Jawa Barat sedangkan Irpan berasal dari Siam. (SERAMBINEWS.COM/KIA 2024)

“Atas nama PPIH Arab Saudi, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Insya Allah almarhum minmi Ahlil Khair, mini Ahlil Jannah karena korban mampu menyelesaikan Tawaf putaran terakhir,” ujarnya.

Nurul Jamal, Kepala Dinas Kesehatan Dakar Makkah, mengatakan hingga saat ini Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah merawat sekitar 30 jamaah sejak 15 Mei 2024. Pneumonia wisatawan, penyakit jantung, diabetes.

Jamal saat ditemui tim Media Center Haji di kantor KKHI Dakar Makkah, Sabtu (25/05/2024), “Saat ini masih ada tiga kasus yaitu pneumonia, jantung, dan diabetes.

Misalnya kasus kematian majemuk, lanjut Jamal, sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung. 13 dari total kematian disebabkan oleh penyakit jantung.

Ia berpesan agar jemaah tidak memaksa mereka keluar pada siang hari.

“Strateginya sekarang fokus pada promosi kesehatan. Kunjungi kelompok untuk berdiskusi bagaimana jamaah haji membatasi aktivitasnya tanpa merasa lelah. Mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat seperti poliklinik untuk menurunkan penyakit jantung dan risti untuk sektor,” ujarnya. Dikatakan

Jamal mengimbau masyarakat di masa penantian ini agar lebih menjaga kondisi fisik menjelang klimaks haji pada 15 Juni 2024.

“Haji Armuzna. Persiapkan kesehatan sebelum berangkat ke Arofa, jangan beraktivitas berlebihan. Ikuti anjuran otoritas kesehatan,” sarannya.

Untuk update kedatangan jemaah, pada minggu kedua sudah 104,2 ribu orang mencapai Madinah dan Makkah. Mereka berasal dari 268 kloter penerbangan.

Calon haji masih menunggu waktu Wukuf pada tanggal 15 Juni 2024 di Arafa, Mabit di Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Di masa penantian ini, setelah jamaah menunaikan ibadah umrah wajib, banyak di antara mereka yang mengisi waktunya dengan ibadah sunnah.

Misalnya saja di kota Mekkah, jamaah yang berkunjung ke Masjidil Haram ikut melaksanakan salat berjamaah dan menunaikan umrah sunnah. Namun banyak jemaah yang terlihat naik bus salat dan berbelanja di toko-toko dekat akomodasi. Kebanyakan jamaah haji mengikuti instruksi pihak berwenang

Sosialisasi kepada jemaah haji di hotel-hotel untuk menjaga kesehatan menjelang puncak Armuzna tidak hanya dilakukan oleh petugas kesehatan namun juga pembinaan tentang ibadah haji. Pesan menjaga kesehatan tertuang dalam program kunjungan ibadah dan edukasi (Visduk). 49.210 atau 55,3 persen jemaah gelombang pertama yang mencapai Tanah Suci didominasi oleh perempuan. (Mimbar Berita/Khalidin Umar)

“Hal ini agar mereka siap secara fisik menghadapi hari penting wukuf, apalagi melakukan apapun yang membuat mereka sakit,” kata Kiai Afifuddin, salah satu pemandu haji PPIH, usai kunjungan pendidikan (wisduk) di Hotel Al-Hasan. 113) Wilayah Syiah.

Afifuddin menghimbau agar jamaah tidak terlalu sering mengunjungi Masjidil Haram usai menunaikan umrah wajib. Mereka khawatir akan ada risiko kerusakan fisik jika sering keluar rumah. Apalagi cuaca di Makkah sangat berbeda dengan cuaca di Indonesia.

“Jangan sampai masyarakat kita gagal menunaikan ibadah haji karena menunaikan sunnah namun mengabaikan kewajiban menunaikannya di akhirat,” imbuhnya.

Setidaknya ada lima hotel jemaah yang dikunjungi untuk memberikan bimbingan ibadah. Wisduk tiba dua hari setelah Colter dan hotelnya masing-masing digeledah.

Di sisi lain, sebagian besar jamaah haji memahami pentingnya menjaga kesehatan sebelum Armuzna. Meski ada sebagian yang masih mengikuti keistimewaan beribadah di Masjidil Haram, terutama yang belum paham dengan masyarakat lama, namun memilih beraktivitas di luar.

“Keanggotaannya banyak, banyak yang belum diketahui kesadarannya. Beda di sini (hotel) lokasi Masjidil Haram. Padahal di lokasi hotel masih tanah haram. Artinya, antusiasnya besar. Tapi tidak ada kemampuan untuk mendukungnya, ujar Yeri Maldi, jemaah Klotter 3 Bawah.

Majelis lainnya, Devi Aprianto Nasir, juga mengutarakan pandangan serupa. Merupakan bahan panduan penting tentang pentingnya menjaga kesehatan jasmani bagi masyarakat, khususnya lanjut usia dan berisiko tinggi (Risthi).

“Masyarakat sudah banyak yang paham. Anjurannya jangan beraktivitas di luar ruangan, apalagi saat jam makan siang. Cuacanya panas ya? Masyarakat bawah paham dan sebagian besar masyarakat tidak memaksakan diri,” imbuhnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *