Laporan jurnalis Tribunnews.com Ismayo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Grup Riset BUMN Februari Direktur Asosiasi Institut Manajemen Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai kinerja PT Indofarma Tbk dalam beberapa tahun terakhir kurang memuaskan.
Selain itu, perusahaan berkode saham INAF ini terindikasi melakukan penyimpangan atau penipuan dalam laporan keuangannya.
Berdasarkan pantauan Toto, BUMN bidang farmasi ini belum mengelola usahanya dengan baik, apalagi dalam 3 tahun terakhir di masa pandemi Covid-19.
“Kinerja Indopharma dalam 3 tahun terakhir memang kurang memuaskan. Permasalahan utamanya adalah pengelolaan stok Covid yang kurang baik dan menjadi beban kinerja INAF (kode saham Indopharma),” kata Toto kepada Tribun. . dengan , Kamis (23/5/2024).
Agar Indofarma terhindar dari kerugian operasional dan terus berbenah di masa depan, menurut Toto, diperlukan transformasi bisnis di dalam perusahaan.
Sebagai informasi, Indopharma merupakan industri yang bergerak di bidang farmasi, diagnostik, alat kesehatan, dan industri makanan.
Terdapat beragam lini produk yang dapat diproduksi Indofarma mulai dari obat generik bermerek (OGB), obat bebas (OTC) dan makanan, hingga obat berat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan alat non kesehatan yang bermerek etis.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunes, Indopharma telah membukukan kerugian selama 3 tahun terakhir.
Rugi bersih INAF kuartal III 2023 sebesar Rp 191,7 miliar. Angka tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 183,11 miliar.
“Ke depan, dengan posisi INAF yang fokus pada obat generik dan alat kesehatan, seharusnya korporasi ini bisa berkembang,” jelas Toto.
Oleh karena itu transformasi perusahaan perlu dilakukan lebih serius. Terutama aspek pengelolaan bisnis inti dan manajemen risiko yang lebih baik, tutupnya.