Laporan jurnalis TribuneNews.com Lita Fabriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mobil hybrid yang memadukan performa mesin bensin dan baterai listrik digemari masyarakat Indonesia karena memberikan penghematan bahan bakar yang lebih baik dibandingkan mobil bensin biasa.
Meski demikian, mobil hybrid tetap memerlukan perawatan rutin, seperti penggantian pelumas setiap kali menempuh jarak tertentu.
“Secara teknis performa mobil hybrid lebih berat dibandingkan mobil konvensional. Mobil hybrid memang berat untuk menghidupkan dan mematikan mesin. Butuh oli yang lebih irit,” kata B2C Sales Director PT ExxonMobil Lubricants Indonesia Heri Hambali di lokasi kejadian. Peluncuran pelumas baru Mobil Super All-in-One-Protection (AIOP) di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Pada mobil hybrid, mesin pembakarannya dibantu oleh motor listrik, hal ini menjelaskan mengapa mesin pembakaran bekerja pada suhu yang lebih rendah dibandingkan mobil konvensional.
Selain itu, peralihan antara performa motor listrik dan mesin pembakaran internal dapat menyebabkan start dingin, yang dapat memengaruhi performa kendaraan.
Ia mengatakan, penggunaan oli mesin yang tepat mengurangi risiko tersebut dan mencegah karat.
Selain itu juga mengurangi keausan mesin pembakaran, mengurangi konsumsi bahan bakar, menjaga performa mobil dan menghasilkan oli mesin yang irit dan bertenaga.
Berbicara mengenai peluncuran Mobil Super All-in-One-Protection (AIOP), Heri Hambali mengatakan merupakan pelumas untuk SUV, MPV, dan mobil hybrid.
Pelumas ini dilengkapi Teknologi Molekul Anti-Keausan yang Diaktifkan Panas untuk melindungi terhadap keausan pada suhu tinggi sekaligus menjaga mesin tetap bersih.
Menurut Heery, serangkaian pengujian produk ini telah membuktikan perlindungan mesin selama 20 tahun.
“Kami ingin pemilik kendaraan selalu merasa percaya diri saat berkendara, baik itu perjalanan sehari-hari maupun ke tujuan tertentu,” kata Romi Everdi, General Manager Market Development PT ExxonMobil Lubricants Indonesia.
Ia optimis, di tengah maraknya kendaraan listrik, kebutuhan mobil bermesin konvensional di Indonesia akan tetap tinggi sehingga permintaan terhadap pelumas juga akan tetap ada.
“Kalau kita melihat perkembangan saat ini memang ada mobil listrik. Tapi mobil ICE (Internal Combustion Engine) masih memiliki pasar yang sangat luas dan kita lihat populasi di Indonesia juga besar,” kata Heri.