TRIBUNNEWS.COM – Sepanjang tahun 2024, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terus menunjukkan kinerja impresif. Di penghujung kuartal I 2024, BRI berhasil mencatatkan laba Rp 15,98 triliun sehingga membuat banyak analis langsung merekomendasikan “beli”.
Berdasarkan data Bloomberg, 97,1 persen analis atau 33 dari 34 analis memiliki rekomendasi beli dengan target harga Rp 6.653 untuk 12 bulan ke depan.
Pencapaian tersebut ditopang oleh kinerja operasional yang kuat terutama dari sisi penyaluran kredit yang mencapai Rp1.308,65 triliun hingga akhir Maret 2024. Angka tersebut mencerminkan pertumbuhan dua digit yakni 10,89% year-on-year (yoy), dengan mayoritas penyaluran kredit yakni 83,25% atau Rp1.089,41 triliun disalurkan pada segmen UMKM.
Kinerja tersebut berdampak positif terhadap pendapatan, sementara total aset BRI meningkat 9,11% yoy menjadi Rp 1.989,07 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja dan prospek saham BBRI di tahun 2024 sangat menjanjikan. Dengan landasan yang kuat dan berbagai inisiatif untuk mendorong pertumbuhan kredit, BRI menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari peluang di sektor perbankan. Memantau perkembangan terkini dan analisis pasar pasti akan membantu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
Sejak Juli hingga Oktober 2024, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan, mencerminkan dinamika pasar saat ini. Pada awal periode ini, harga saham BBRI dimulai pada Rp 4.920 per saham (22 Juli 2024) dan mengalami fluktuasi dalam beberapa periode.
Analis Sucor Securitas, Edward Lowis mengatakan, laba bersih BRI tumbuh stabil didukung pendapatan yang kuat, terutama berkat pertumbuhan kredit yang positif dengan pendapatan bunga bersih (NII) yang naik 16%. Sucor sendiri telah menetapkan target harga saham BBRI di Rp 6.400 dengan asumsi return on equity sebesar 23%.
Pertumbuhan yang solid di segmen kredit
Pada segmen kredit, terjadi pertumbuhan yang solid di semua lini. Kredit mikro meningkat 10,51% menjadi Rp622,61 triliun, segmen konsumer meningkat 11,62% menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah meningkat 8,06% menjadi Rp272,85 triliun, dan kredit korporasi menjadi 272,85 triliun.
Sunorso, Direktur Utama BRI, optimistis perseroan akan terus membukukan pertumbuhan kredit sebesar dua digit di tengah kondisi suku bunga yang tinggi. Dengan Rasio Simpanan (LDR) sebesar 83,28% dan Rasio Kecukupan Modal (CAR) yang kuat sebesar 23,97%, BRI yakin dapat menjaga likuiditas yang sehat. Target pertumbuhan pinjaman tahunan sebesar 10-12% diyakini dapat tercapai sesuai rencana awal tahun ini.
Dalam empat pekan antara 19 Agustus hingga 13 September 2024, harga saham BBRI naik dari Rp 4.750 menjadi ditutup di Rp 5.300. Kenaikan tersebut didukung oleh kinerja perusahaan yang kuat dan sentimen positif berbagai faktor ekonomi yang mendorong permintaan di pasar saham.
Namun pada dua pekan terakhir bulan September (17-30 September), harga saham BBRI ditutup pada Rp 4.950. Hal ini diperkirakan dipicu oleh aksi ambil untung yang dilakukan investor pasca kenaikan sebelumnya, serta ketidakpastian pasar menjelang keputusan kebijakan suku bunga.
Bahkan memasuki bulan Oktober, saham BBRI terus berfluktuasi. Selama periode 1-14 Oktober, harga saham berangsur-angsur turun dan mencapai Rp 4.900 pada akhir 14 Oktober. Meski sempat menyentuh level tertinggi Rp 5.075 pada awal bulan, namun penurunan terjadi pada 8 Oktober 2024 akibat aktivitas penjualan yang sangat besar dengan volume perdagangan mencapai 527 juta lembar saham.
Secara keseluruhan, pergerakan saham BBRI pada periode tersebut menunjukkan volatilitas yang dipengaruhi berbagai faktor pasar. Meski demikian, para analis masih menilai prospek jangka panjangnya masih positif, dengan berbagai rekomendasi “beli” masih terus dikeluarkan dan target harga bervariasi antara Rp 6.400 hingga Rp 7.000 per saham.
Perkembangan nilai saham terkini memperkuat ekspektasi bahwa BRI akan terus tumbuh secara stabil dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Ke depan, BBRI diharapkan menjadi salah satu pilihan terdepan di sektor perbankan, terutama yang fokus pada berbagai inisiatif digital dan perbankan mikro.