Laporan reporter Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketidakpastian perekonomian global berdampak pada industri otomotif. Berdasarkan data Gaikindo, total ekspor mobil Tanah Air sepanjang semester I 2024 mencapai 218.000 unit.
Jumlah tersebut disesuaikan 12 persen dibandingkan capaian ekspor pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 248.000 unit.
CEO PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto menyatakan, meski kinerja ekspor mobil Tanah Air pada semester I 2024 mengalami koreksi, namun dampak ekspor elektrifikasi memberikan harapan peningkatan ekspor ke depan.
“Hal ini menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi industri dalam menghadapi tantangan global, khususnya untuk terus berinovasi dan meningkatkan daya saing menuju era elektrifikasi yang dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global,” kata Nandi dalam keterangannya, Jumat (2/2). ). 8/2024).
Sepanjang semester I 2024, total ekspor T-Brand tercatat menyumbang sekitar 132.000 unit yang diekspor ke lebih dari 80 negara di Asia, Timur Tengah, Amerika Selatan, Australia, Afrika, dan Oceania.
Capaian tersebut mendukung kontribusi ekspor kendaraan T-Brand yang juga mencapai 60 persen dari total ekspor Tanah Air.
Optimisme terhadap kinerja ekspor mobil listrik juga memberikan dorongan signifikan terhadap keberhasilan positif ekspor mobil merek Toyota.
Berdasarkan data Gaikindo, total ekspor mobil listrik T-Brand sepanjang semester I 2024 mencapai 4.400 unit.
Kijang Innova Zenix Hybrid mencatatkan angka ekspor sekitar 2.200 unit dan varian Yaris Cross Hybrid sudah mengekspor lebih dari 2.000 unit.
Kedua model ini tersebar luas dan menjawab permintaan pasar di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika.
Executive Vice President PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, keberhasilan ekspor mobil listrik Toyota melalui model Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid pada semester I 2024 bukan merupakan pendalaman operasional perusahaan Toyota satu-satunya di tahun ini. Indonesia, namun juga menunjukkan pentingnya mengembangkan industri otomotif yang kompetitif.
“Persaingan menjadi kunci untuk lebih memperluas bisnis ekspor otomotif dan berperan dalam rantai nilai global. Kebutuhan tersebut selalu didukung dengan penguatan pasar dalam negeri, optimalisasi sistem logistik, pengembangan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi hingga mobil berteknologi tinggi. Ekspor dapat menciptakan terciptanya nilai tambah baru bagi perusahaan dan mendukung devisa negara yang lebih tinggi,” kata Bob.