TRIBUNNEWS.COM – Rizky Nur Arifahmawati (27), pelaku pembunuhan suaminya Andika Ahid Widianto (26), karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI), kerap bercerita kepada keluarganya tentang permasalahan rumah tangganya.
Dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Anda sering mengalaminya.
Mendengar kisah Kiky yang akrab disapa Rizky Nur Arifahmawati tentu saja membuat keluarganya takut. Mereka mengkhawatirkan keselamatan Kiky.
Andika seolah punya andil saat bertengkar dengan Kiky. Bahkan Kiky pernah ditawan.
Kiky berpesan kepada keluarganya untuk meninggalkan Andika dan kembali ke rumah orang tuanya di Perumnas I Bekasi.
Beberapa kali ibunya menyuruhnya pulang, tapi dia tidak mau pulang, kata Haryati, nenek korban, seperti dilansir Tribun Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Rupanya Kiky memilih mempertahankan rumahnya bersama Andika. Dia tampak percaya diri dan yakin suaminya telah berubah.
“Cucuku belum pergi, kami sudah suruh dia jangan ke sana lagi (kembali ke kontrakan bersama suaminya), dia kembali lagi. Mungkin dia masih cinta,” lanjutnya.
Namun sifat Andika yang cemburu membuat keadaan semakin sulit. Kiky dituduh selingkuh dengan pria lain.
Andika tak menggubris meski Kiky berkali-kali membantah tudingan perselingkuhan.
Hingga Andika menuding Kiky yang sedang hamil dua bulan itu sedang mengandung anak dari pria yang disetubuhinya.
Mereka bertengkar lagi. Namun kali ini Andika melewati batas. Dia memukuli Kiky secara buta hingga kehilangan nyawanya.
Kiky membunuh suaminya di rumah kontrakannya di Jalan Asoka, Cipinang, Jakarta Timur, pada Senin (1/7/2024).
Bahkan sebelum kontroversi, Kiky masih melayani suaminya. Mereka berhubungan seks.
Namun Andika tidak bisa mengendalikan emosinya dan memukul Kiky dengan keras.
Kiky meninggal dalam keadaan telanjang.
Sebuah keluarga tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerah begitu saja. Dia memberi pihak berwenang supremasi hukum.
“Mungkin sudah takdir Yang Maha Kuasa, kita harus jujur, kita harus bahagia, kita berdoa semoga Kiky diambil dari Allah, kita biarkan pihak yang berwenang yang menanganinya,” kata Haryati.
Sumber: Tribun Jakarta