Laporan reporter Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gerd dan asam lambung seringkali dianggap sama.
Meski mirip, ternyata GERD dan penyakit asam lambung memiliki gejala dan penyebab yang berbeda.
Dokter Spesialis Penyakit Gastrointestinal dan Liver Universitas Airlangga (Unair) Profesor Muhammad Miftahussurur Dr Sp PD-KGEH PhD berbagi tips agar lambung terbebas dari masalah pencernaan.
Ia mengatakan, menjaga pola hidup dan kebiasaan makan yang sehat sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan usus.
“Setiap hari bisa hidup sehat, makan teratur, dan menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat merangsang produksi asam berlebih atau menghilangkan cairan pelindung di lambung yaitu lendir,” ujarnya, Jumat (29/3/2024). ). ).
Selain itu, Prof. Miftah menyarankan tiga hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, atur waktu makan dan waktu tidur. Perbandingan sakit maag (kompas.com)
Sebaiknya makan dua jam sebelum tidur. Sebab, makanan yang tidak tercerna berpeluang bangkit kembali.
“Karena saat tidur, tidak ada pengaruh gravitasi untuk membawa makanan dari lambung ke usus halus. Beberapa saat kemudian, makanan kembali ke lambung. Karena kerongkongan dan lambung berada pada posisi yang sama saat tidur,” dia berkata.
Kedua, hindari memakai pakaian ketat untuk mengurangi tekanan pada perut.
Makanan di perut tidak dimuntahkan dan mudah dicerna. Pasalnya, tekanan di perut tidak terlalu tinggi.
Ketiga, keluar rumah secara rutin setiap hari.
“Penghilangan koloni tersebut akan mengurangi tekanan pada daerah dataran rendah,” katanya.
Selain itu, jika Anda mengalami keluhan lambung, segera konsultasikan ke dokter Beda Gerd dan Asam Lambung
Perbedaannya terlihat pada tanda kedua.
Gejala GERD meliputi gejala gastrointestinal dan non-gastrointestinal.
Gejala gastrointestinal mungkin termasuk mual, demam dan nyeri dada. Selain itu, Anda mungkin mengalami kesulitan bernapas, asma, dan mungkin juga disertai gigi kuning dan rasa pahit di mulut.
Sedangkan pada penyakit asam lambung, gejala yang paling umum adalah rasa tidak nyaman pada lambung.
“Kalau asam lambung biasanya menimbulkan kembung, sakit perut, mudah kenyang, dan lain-lain,” ujarnya.
Obat-obatan seperti antasida atau protopump bisa menjadi solusi saat pasien mengalami konversi.
Namun dikhawatirkan akan menyebabkan seseorang terlahir kembali, dimana efek sebaliknya lebih tinggi dibandingkan sebelum mengkonsumsinya.
Oleh karena itu, yang terbaik bagi penderita GERD dan asam lambung adalah mencegah kekambuhan.