Ketua Umum Projo: Jokowi Terlalu Muda Untuk Pensiun

Laporan wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi menilai Presiden Joko Widodo masih terlalu muda untuk pensiun dari kancah politik nasional.

Hal ini disampaikan Budi menanggapi keinginannya untuk mengambil alih jabatan Ketua Umum Partai jika Joko Widodo sudah tidak mampu lagi menjabat sebagai presiden.

“Presiden terlalu muda untuk pensiun,” ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (22 Mei 2024).

Budi mengatakan, wajar jika Joko Widodo ingin terus hadir di dunia politik meski sudah tidak lagi menjabat.

Soal partai mana yang akan diikuti, kata relawan, Budi menyerahkan sepenuhnya pada Joko Widodo.

“Menurutmu bagus apa? Semuanya bagus, tidak ada pengecualian. Bagus semua,” ucapnya.

Dia menambahkan, “Semua warna bagus. Semua warna bagus. Merah tua bagus, kuning bagus, biru bagus, hijau bagus.”

Budi mengatakan, para relawan sekadar menyarankan presiden untuk bergabung dengan partai politik yang berkarakter nasionalis.

Ia menyimpulkan bahwa “partai-partai nasionalis dan populis pada dasarnya berada pada posisi yang sama dengan Prozo.”

Sebelumnya diberitakan, sejumlah relawan pendukung Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Presiden Joko Widodo yang pensiun pada Oktober lalu kembali bergabung ke partai politik.

Muhammad Isnaini, Ketua Relawan Alab-Alab (AAJ) Jokowi, mengatakan kiprah Presiden Joko Widodo di dunia politik masih dibutuhkan masyarakat Indonesia.

“Kami sangat setuju. Secara pribadi, beliau (Joko Widodo) masih sangat diperlukan demi cita-cita mulia negara ini ke depan!” Isnaini mengatakan pada Minggu malam (19 Mei 2024):

Menurutnya, kepemimpinan Joko Widodo harus terus dipertahankan pada dua periode yang dinilai berhasil. Salah satu caranya adalah bergabung dengan partai politik.

“Kami sangat menghormati apa yang beliau sampaikan untuk kembali ke Kota Solo dan menjadi warga biasa. Tapi beliau juga harus menghormati keinginan sebagian besar masyarakat, khususnya masyarakat bawah. Kehadiran Jokowi Park tetap sangat kita harapkan. tapi kami melewatkannya.”

Ia mengatakan, dengan bergabung di partai politik, ia tetap bisa membantu Presiden Joko Widodo menentukan arah masa depan negara. Mengingat mekanisme demokrasi di tingkat kekuasaan Indonesia hanya mungkin terjadi melalui partai politik.

Ia mengatakan, partai yang tepat bagi Joko Widodo adalah partai yang berkarakter terbuka.

“Saya sependapat dengan pengamat, Pak Joko Widodo memilih partai yang bersifat terbuka. Jadi tidak ada hutang budi dari segi warisan. Sebaliknya, menurut saya partai ini butuh orang yang kuat, Pak .Jokowi. “Sudah tidak kuat lagi, tapi kuat sekali,” tambah Isnaini.

Relawan mengatakan Isnaini menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo untuk memutuskan partai publik mana yang pantas. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan sosok seperti Joko Wido akan bergabung ke partai politik.

“Saya sampaikan, ini adalah pilihan yang realistis. Ini merespon perkembangan politik negara saat ini dan berorientasi ke masa depan. Ini adalah pilihan yang realistis karena Pak Joko Widodo membawa filosofi politik nasional. Ini tidak bisa dihentikan!” pungkas Isnaini.

Sebagai referensi, Presiden Joko Widodo merupakan politisi yang tergabung dalam PDIP. Namun, seperti yang disampaikan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun baru-baru ini, Jokowi tidak lagi dianggap sebagai bagian dari PDIP.

Oh, dia (Jokowi) sudah ada, jadi bagaimana bisa dikatakan dia masih bagian dari PDI Perjuangan? Itu benar, kata Komarudin saat ditemui di kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin. (22 April 2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *