Laporan jurnalis Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PP Pagar Nusa Nabil Haroen mengecam dugaan kekerasan aparat keamanan terhadap anggotanya yang terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 7 September 2024.
Nabila mengaku kecewa dengan tindakan represif aparat terhadap anggotanya yang sedang menghadiri pelantikan Pagar Nusa.
“Saya merasa sangat kecewa dengan tindakan yang tidak perlu ini. Menyentuh anggota saya berarti menyentuh saya karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya,” kata Nabil dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (25/9/2024).
Pengurus Pagar Nusa melakukan audiensi dengan PB Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta.
Pengurus Pagar Nusa bertemu langsung dengan Ketua Harian PB IPSI Benny G. Soemarsono dan Sekjen Teddy Suratmadji.
Dijelaskannya, kronologi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dimulai pada 7 September 2024 saat Pagar Nusa mengucapkan sumpah setia kepada 375 anggota baru.
Awalnya prosesi berlangsung damai, namun tiba-tiba terjadi pengerahan aparat keamanan dalam jumlah besar.
“Saya merasa sangat kecewa dengan tindakan yang tidak perlu ini. Menyentuh anggota saya berarti menyentuh saya karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya,” ujarnya.
Peristiwa itu terekam dalam video yang beredar dan memperlihatkan tindakan represif yang dialami anggota Pagar Nusa.
Menurutnya, kejadian tersebut bukan sembarang kejadian, melainkan bentuk kesombongan yang sangat mengkhawatirkan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Harian PB IPSI Benny G Soemarsono mengatakan, tindakan tersebut tidak seharusnya terjadi.
“Tindakan seperti ini justru merusak citra pencak silat, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di kancah internasional. Pencak silat adalah warisan budaya Indonesia yang kita bawa untuk mendapat pengakuan global. Seharusnya pihak yang berwenang melindunginya, bukan membesar-besarkannya”, dikatakan. pepatah.