Ketua Umum Gekrafs Kawendra Lukistian Kecam Eksploitasi Karyawan Brandoville Studio

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Brandoville Studio, salah satu studio game di Indonesia sempat menjadi perbincangan netizen meski baru menutup bisnisnya beberapa pekan lalu.

Studio ini sebelumnya dikenal sebagai bagian dari Lemon Sky Studios sebelum menjadi independen pada tahun 2020, dan memiliki sejarah terlibat dalam pengembangan game-game besar seperti Gears of War 5, The Last of Us Part 1, dan Final Fantasy VII Remake.

Saat studio tersebut ditutup pada pertengahan Agustus 2024, banyak mantan karyawan yang mulai menceritakan pengalaman buruknya selama bekerja di studio tersebut.

Pengakuan ini termasuk pelanggaran hak asasi manusia dan lingkungan kerja yang tidak nyaman, yang membuat marah banyak netizen.

Seorang pengguna Twitter dengan akun Bisher Dokkmak membeberkan berbagai bukti pelecehan yang dialaminya bersama rekan-rekannya di bawah kepemimpinan salah satu pemilik Brandoville, Cherry Lai, yang juga merupakan istri CEO Ken Lai.

Berbagai aksi kekerasan terhadap pegawai terhadap Ketua Gerakan Nasional Ekonomi Kreatif (GECRAFS) Kavendra Lukistian juga turut diberitakan.

Kavendra mengutuk kasus eksploitasi karyawan Brandoville Studios dan akan mengambil tindakan serius.

“Dalam beberapa hari terakhir, saya mendapat informasi yang mengkhawatirkan mengenai sebuah perusahaan produksi game (Brandoville Studios) di Indonesia yang melakukan eksploitasi terhadap karyawannya dengan perlakuan yang kejam dan merendahkan martabat, dan kami akan mengambil tindakan serius,” kata Kavendra dalam keterangannya kepada Tribunnews. com, Minggu (15/9/2024).

Ditegaskannya, ekonomi kreatif harus mengedepankan hati dan estetika dalam berkreasi dan berkarya, bukan paksaan, apalagi cara-cara kaku semaunya!!

Oleh karena itu, kami di Geckraf mengecam hal tersebut dan akan mengambil beberapa langkah untuk menyikapi permasalahan ini, ujarnya.

Gekfars merupakan motor penggerak ekonomi kreatif di Indonesia yang fokus mengembangkan 17 subsektor ekonomi kreatif sebagai pilar perekonomian di masa depan.

Kavendra Lukistian, Presiden Gerakan Nasional Ekonomi Kreatif (GECRAFS), mengutuk kasus eksploitasi karyawan studio Brandoville dan akan mengambil tindakan serius terhadap pelecehan, pelecehan dan kerja paksa.

Seorang pengguna Twitter dengan akun Bisher Dokkmak membeberkan berbagai bukti pelecehan yang dialaminya bersama rekan-rekannya di bawah kepemimpinan salah satu pemilik Brandoville, Cherry Lai, yang juga merupakan istri CEO Ken Lai.

 Dalam tweetnya, Bisher membagikan dokumen yang menunjukkan bagaimana Cherry Line sering melakukan pelecehan fisik dan manipulasi terhadap karyawannya.

Dikutip Tribun Toraja, bukti-bukti yang dihadirkan menunjukkan adanya tindakan keji, termasuk memaksa karyawan memukul diri sendiri sebagai hukuman, yang juga terekam melalui video WhatsApp.

Selain itu, terdapat laporan pegawai yang terpaksa mengundurkan diri dan juga diberhentikan secara tidak sah.

Para karyawan juga mengaku mendapat pelecehan verbal, penghinaan di depan umum, dan bekerja di luar jam kerja yang ditentukan.

Salah satu kejadian yang paling menggemparkan adalah larangan karyawan mengambil cuti ketika orang tuanya meninggal dunia, serta keharusan membayar biaya jasa dan perlengkapan kerja dengan uang pribadi yang seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan.

Kejadian tersebut menuai kritik terhadap Brandoville Studios di berbagai media sosial. Namun, ini bukan pertama kalinya studio Brandoville mendapat sorotan negatif. Polisi sedang menyelidikinya

Polisi tengah menyelidiki Brandoville Studios, perusahaan industri game dan animasi di Menteng, Jakarta Pusat, atas dugaan kekerasan atau pelecehan terhadap karyawan.

Peristiwa itu menjadi viral di media sosial

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, informasi sementara yang diperoleh dari saksi keamanan di sekitar lokasi kejadian menunjukkan perusahaan tersebut beroperasi sejak 2019.

“Kami mendapat informasi bahwa perusahaan BS ini aktif di industri gaming dan animasi. Aktif sekitar tahun 2019 dan menurut saksi pemilik tempat tersebut adalah orang asing (China),” kata Firdaus kepada wartawan, Minggu (14/14). /14). 9/2024).

Jumlah karyawan di perusahaan ini sebanyak 80 orang, baik laki-laki maupun perempuan

“Pegawainya laki-laki dan perempuan sekitar 80 orang,” tambah Firdaus.

Jam kerja karyawan perusahaan juga tidak menentu.

Keterangan saksi bahwa karyawan perusahaan tersebut baru pulang kerja hingga pukul 04.00 WIB.

Waktu kepulangan pegawai tidak sama, paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lambat pukul 04.00 WIB, ujarnya.

Mantan Kasat Reskrim Polres Metro Kota Bekasi ini mengatakan, kantor tersebut kosong sejak Juli 2024.

“Akan ditutup sekitar Juli 2024 dan sudah tidak ada lagi tempat yang ditempati,” jelasnya.

Sekitar bulan Juli 2024 akan ada 3 orang asisten rumah tangga yang keluar dari kantor BS, digambarkan sebagai 2 orang laki-laki paruh baya dan 1 orang perempuan paruh baya. (Tribun Toraja/Donny Yosua) (Tribunnews.com/Reynas Abdila/esy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *