Ketua RW di Jakarta Barat Bikin Sayembara Tangkap Maling, Berhadiah Hingga Jutaan Rupiah, Hasilnya?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nurdin (55) geram dengan aktivitas maling dan begal yang kerap beraksi di wilayahnya.

Dari situasi tersebut, Ketua RW 01 Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat pun berlomba menangkap maling atau maling.

“Bagi yang mampu akan mendapat hadiah uang tunai,” ujarnya.

Pak Nurdin saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (26/07/2024), mengatakan: “Daerah kami sangat rawan perampokan karena berdekatan dengan mal Season City, apalagi pada Sabtu malam yang ramai dan sering terjadi. perampokan.” .

Sebuah tim dari Varta Kota (Tribune Network) mengunjungi daerah tersebut baru-baru ini.

Terlepas dari kisah bandit beberapa tahun lalu, suasana di RW 01 Jembatan Besi, Tambora nampaknya benar-benar “bersahabat”.

Mereka tanpa rasa takut memarkir kendaraan roda duanya di gang sempit tak jauh dari rumahnya.

Pantauan Pak Varta Kota di lokasi kejadian, tampak sepeda motor warga berjejer di sepanjang gang yang dilewati dua sepeda motor sekaligus.

RW 01 Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, terlihat spanduk yang terpampang di beberapa lokasi bertuliskan ‘Lomba Pencuri Berhadiah’.

Spanduk berwarna merah putih itu memuat informasi jumlah uang tunai berkisar Rp 250.000 hingga Rp 1 juta yang akan diberikan oleh bos RW 01 Hasanuddin jika ada yang bisa menangkap pencuri di wilayahnya.

Pantauan Warta Kota di lokasi, sudah terpasang baliho di 13 RT di kawasan RW 01 Jembatan Besi.

Selain itu, baliho juga bisa dilihat di minimarket dan perempatan jalan.

Kepada Warta Kota, Ketua RW 01 Jembatan Besi Hasanuddin alias Noordin mengatakan, sejak tahun 2021, baliho tersebut terus dipasang.

Ini bukan untuk apa-apa. Karena sebelum tahun itu, kawasan ini sering dirampok.

Sumbangan berupa kotak, sepeda motor dan barang berharga lainnya.

Tak main-main, dalam satu bulan masyarakat di kawasan itu bisa mencuri hingga 4 unit sepeda motor.

Melihat fenomena tersebut, Pak Nurdin pun sependapat dengan warga sekitar dan memunculkan ide untuk mencegah terjadinya pencurian di wilayahnya.

“Saya sudah bicara ke RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan RW. Kalau sepeda motor hilang, salahkan RT, Kamtibmas, Gansip. Salahkan pegawai RW yang tidak aktif dalam segala hal di hadapan masyarakat, pengurus. Kabupaten ini salah banget, Apalagi kalau salah,” kata Nurdin saat ditemui di rumahnya, Kamis (25/7/2024).

“Untuk menjaga citra ini, kami mendorong warga untuk mengajari masyarakat cara melakukannya. Jadi siapa yang harus disalahkan, bukan RT, tapi tokoh masyarakat atau pihak keamanan dan jaminan sosial,” imbuhnya.

Saat itu, Nurdin mengaku sempat memikirkan ide menggelar kompetisi menangkap pencuri selama dua hari.

Namun usulan kontestasi tersebut tampaknya telah disetujui oleh para pimpinan Dhanramil, walikota desa, walikota desa, dan pihak kepolisian.

Sejak saat itu, ia rutin mengupdate spanduk Tangkap Pencuri untuk mengurangi angka kejadian pencurian di wilayahnya.

Bedanya, Nurdin tidak menjadikan uang RW sebagai hadiah lomba bagi mereka yang berhasil menangkap maling. Gunakan uang pribadinya saja.

“(Kontesnya dimulai tahun 2021. Tahun 2022 menyebar hingga para youtuber datang, dan Pak Wali Kota masih mendukung. Saat pegawai bertanya, siapa yang mengeluarkan uang, saya menjawab, saya sendiri, alhamdulillah, kata Nurdin. .

Makanya saya inisiatif sendiri dan membahasnya. Soal pembiayaan. Kalau saya bahas di sini nanti mereka tanya siapa yang bayar, jadi saya bilang saya yang bayar, tidak perlu buat patungan. ” dia berkata. ditambahkan.

Namun, dalam 3 tahun dia menjalankan turnamen ini, dia hanya mendapat hadiah satu kali karena menemukan pencurinya.

Pasalnya, Nurdin memenuhi empat syarat yang harus dipenuhi peserta kompetisi tersebut.

Pertama, warga negara harus menyertakan barang bukti (berupa barang curian), korban, pelaku, dan saksi.

“Saya beruntung dalam satu hal (memberi uang), yaitu sukses dalam pendidikan masyarakat,” kata Nurdin.

Namun, praktik penggantungan spanduk lomba tampaknya efektif mengurangi pencurian sepeda motor dan kotak sumbangan di kabupaten tersebut.

Bahkan, kasus pencurian di kabupaten tersebut bisa dikatakan nihil.

“Sebelum dipasang baliho, sebulan ada empat tindak pidana, sekarang sepi,” kata Nurdin.

Ditambahkannya, “Keempat acara 2019-2020 itu masih di kotak amal gila. Jadi sekarang 1 bulan tidak ada acara. Selama 4 kriteria itu masih ada,” imbuhnya.

Pada akhir, Nurdin mengatakan kontes ini terbuka untuk siapa saja, meski bukan dari daerahnya.

Yang terpenting, kontestan dapat mendaftarkan bukti dan persyaratan lainnya.

Sebagai referensi, berikut daftar bingkisan yang diberikan Nurdin kepada pencuri di RW 01 Jembatan Besi:

1. Roda dua atau roda 4

– Rp 1 juta (malam) – Rp 500.000 (siang)

2. Tunggu

– Rp 500.000 (malam) – Rp 250.000 (siang)

3. Kotak sumbangan

– Rp 500.000 (malam) – Rp 250.000 (siang). Kesaksian warga

Warga Warta Kota mengaku tak takut dicuri meski tanpa CCTV.

Pasalnya, dalam dua tahun terakhir tidak ada kejadian pencurian sehingga mereka menganggap wilayahnya aman dari maling.

Padahal, dulu kawasan ini sering menjadi sasaran maling. Dalam sebulan, mereka bisa kehilangan 4 sepeda motor sekaligus.

“Dulu maling di sini banyak, sebulan 6 orang, malingnya sedikit. Tak hanya sepeda motor, bisa masuk desa,” kata Nok Aen, warga RW 01 Jembatan Besi. (74) Saat kita bertemu di rumah, Jumat (26/07/2024).

Selain itu, masyarakat di wilayah tersebut juga mengalami pencurian kotak amal di kuil atau musala.

Namun atas inisiatif Ketua RW 01 Hasanuddin alias Noordeen, angka kejadian pencurian di wilayahnya berkurang.

“Alhamdulillah Pak RW sekarang menjalankan (lomba) ini, mungkin Pak RW akan mengapresiasinya,” kata Nock.

Perempuan Ketua RW 01 20 tahun lalu ini mengatakan, pencurian di wilayahnya paling banyak terjadi sekitar pukul 04.00 WIB pagi.

Biasanya, pencuri mengincar barang-barang berharga milik orang, mulai dari ponsel hingga perhiasan.

Mereka biasanya merampok rumah orang yang terlihat tidak dapat dipercaya.

“Tapi sekarang (motornya di luar) masih aman. Tadinya tidak aman, tapi sekarang sudah aman, alhamdulillah. Di sini tidak terdengar lagi ada maling,” kata Nock.

Menurutnya, tidak ada satu pun warga negara kita yang sengaja menaiki kapal atau tidur larut malam untuk mendapatkan hadiah kompetisi.

Jarang sekali maling kembali ke RW 01 karena warga terganggu dengan wilayahnya.

“RT lagi buat (tertangkap maling bawa oleh-oleh), tapi pas lebaran. Kalau bukan lebaran sepi, jadi takut ada kebakaran, maling atau apalah. Patroli ketahuan,” kata Nok.

“Tapi sekarang tidak ada pencurinya,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Aming (40), salah satu petugas parkir di RW 01 Jembatan Besi.

Dikatakan bahwa dia sudah lama tidak melihat pencuri di distriknya.

Menurut dia, soal poster lomba yang digambar Ketua RW 01 Hasanuddin.

“Sebelum Covid, saat Covid banyak sekali. Sekarang alhamdulillah tidak,” kata Aming saat ditemui di lokasi, Jumat.

Aming RW 01 mengatakan, sebagian besar kejadian pencurian di Jembatan Besi melibatkan pencuri sepeda motor.

Akan ada 4 acara berturut-turut seminggu sekali dalam sebulan.

“Itulah mengapa parkir itu menarik. Kebanyakan yang merugi adalah orang asing yang tidak paham (mengoleksi sepeda motor),” kata Aming.

Namun, tidak ditemukan lagi kasus pencurian.

Akhirnya ada yang datang menagih uang sebesar Rp 1 lakh dari RW 01 karena berhasil menangkap pencuri sepeda motor di wilayahnya.

“Iya (efektif), jadi masyarakat saling jaga. Jadi bertindak sendiri-sendiri, jadi bagusnya semua pengamanan turun. Cuma orang-orang (keamanan) ini juga tidak ikut campur,” kata Aming.

Ia menyimpulkan: “Saya tidak bisa (tidak bisa) bertanding, tapi kami tetap mengawasi, bagaimana kami akan berhati-hati (menghindari) jika ada pihak luar.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *