Ketua PB IDI Sebut Bahan Baku Impor Jadi Penyebab Mahalnya Harga Obat di Indonesia

Laporan reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dr. Mohammad Adib Khumaidi SpOT, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), pun merespons tingginya harga obat di Indonesia.

Menurut Adib, IDI sudah beberapa kali memberikan bantuan kepada pemerintah terkait hal tersebut.

“Dibandingkan luar negeri seperti India, harga obat di Malaysia lebih murah,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (12/7/2024).

Adib mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga obat di Indonesia.

Pertama, banyak produk farmasi yang diimpor.

Menurut Adib, impor obat-obatan membutuhkan biaya yang mahal.

Ini termasuk bea masuk, pajak impor, dan pajak distribusi.

Obat tetap dikenakan pajak pada saat berada di fasilitas pelayanan kesehatan.

Ia melanjutkan, 90% obat-obatan di Indonesia masih diimpor.

Jadi, kalau membuat obat di Indonesia, produknya harus diimpor dulu.

“Jadi ini mempengaruhi harga obat dari pabrik (yang mahal),” kata dr. kata Adib.

Menurutnya, negara harus mulai meningkatkan layanan kesehatan mandiri di dalam negeri.

Diketahui, pemerintah saat ini mengangkat isu obat swasta untuk memajukan industri farmasi dan ketersediaan obat.

“Ini harus diyakini, kami mendukung apa yang dilakukan pemerintah, karena ini akan menghemat banyak uang, kalau bicara obat seperti paracetamol, misalnya harga obat akan turun jauh. kata Dr. Adib.

Di sisi lain, Indonesia harus membangun sistem nasional di bidang kesehatan.

Ada aturan khusus mengenai perpajakan, misalnya melalui Kementerian Keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *