Ketua INSA Carmelita Hartoto Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal se-Asia Periode 2024-2025

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Carmelita Hartoto, presiden Federasi Asosiasi Pemilik Kapal Asia (FASA) dan Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA), terpilih menjadi presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia (ASA) ke-34 periode tersebut. dari tahun 2024 hingga 2025.

Carmelita terpilih sebagai Presiden ASA pada Rapat Umum Tahunan (RUPS) ke-33 ASA pada 28 Mei 2024 di Hong Kong. Hal ini menjadikan Carmelita sebagai perempuan yang saat ini menduduki tiga posisi di asosiasi pelayaran pada tahun yang sama, yakni INSA, FASA, dan ASA.

ASA adalah asosiasi pelayaran pan-Asia yang terdiri dari Tiongkok, Hong Kong, Jepang, Korea, Kepulauan Cook, dan negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Menurut Buku Panduan Statistik UNCTAD 2022, setengah dari tonase pelayaran dunia dimiliki oleh operator ekonomi Asia.

ASA juga memiliki anggota afiliasi seperti Baltic Exchange (Asia) Pte Ltd, Colemen International dan Interasia Lines, Ltd. International Registries (Far East) Limited Cabang Singapura, Isle of Man Shipping Registry, Liberia Registry, MarTrust Corporation Ltd, MSC Mediterranean Shipping Company S.A., Otoritas Maritim Panama, U-Ming Marine Transport (S) Pte Ltd. ONE HIGH LINE LIMITED. dan Waypoint Port Services Singapore Pte Ltd.

Asosiasi Pemilik Kapal Hong Kong (HKSOA) menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan ASA ke-33 yang dihadiri oleh lebih dari 200 perwakilan asosiasi anggota ASA. Carmelita menggantikan Tn. Angad Banga, mantan presiden ASA yang merupakan presiden Hong Kong.

Carmelita Hartoto mengatakan terpilihnya dirinya sebagai Presiden ASA merupakan komitmen kepercayaan dan tanggung jawab yang harus dijalankan dengan komitmen penuh dan dedikasi seluruh anggota Asia Shipping Business.

“Saya bersyukur atas kepercayaan yang diberikan kepada saya sebagai Presiden ASA. Kepercayaan tersebut akan saya jaga dengan penuh tanggung jawab, dengan komitmen agar ASA semakin dikenal di dunia maritim internasional,” kata Carmelita, Selasa (28/5/). 2024).

Carmelita berharap kepemimpinannya di ASA dapat memberikan kontribusi khususnya dalam meningkatkan pengaruh FASA dan INSA dalam komunitas maritim, memberikan peluang bagi FASA dan INSA untuk memperjuangkan kepentingan anggota di tingkat Asia.

Selain itu, kepemimpinannya di ASA juga merupakan peluang bagi operator ekonomi dari Indonesia dan ASEAN untuk membangun jaringan dan berkolaborasi secara lebih luas dengan asosiasi pelayaran lain di Asia dan seluruh dunia.

Carmelita juga berharap terpilihnya dirinya sebagai presiden ASA akan meningkatkan peran dan kontribusi Indonesia di kancah maritim regional dan global.

“Saya berharap peran saya di SAA akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berperan penting dalam urusan maritim regional dan global.”

Rapat Umum Tahunan ASA ke-33 kali ini mengangkat tema “Asian Shipping, Greener Together”.

Fokus pertemuan ini adalah membahas tantangan yang dihadapi sektor maritim, termasuk keselamatan di laut, tenaga kerja di laut, dan dekarbonisasi di laut.

Terkait program dekarbonisasi Indonesia, diharapkan perusahaan pelayaran swasta dan BUMN dapat bekerja sama untuk mewujudkan program ini, dengan BUMN pelayaran sebagai penggerak utamanya.

Lebih lanjut, sejumlah isu penting dan terkini dalam dunia pelayaran regional dan global dibahas dalam pertemuan ini, seperti kewaspadaan keamanan di Laut Merah menyusul ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, terutama akibat konfrontasi antara Rusia, Ukraina, dan Israel. Peperangan melawan Palestina, serta krisis yang sedang berlangsung di Laut Merah, telah memaksa operator pelayaran menempuh rute yang lebih panjang antara Asia dan Eropa.

Situasi ini menjadi kekhawatiran utama para pelaku industri maritim baik regional maupun global.

Hal ini juga berdampak pada keselamatan pelaut dan awak kapal, yang merupakan prioritas utama dalam kegiatan logistik global karena ketegangan yang terjadi di Laut Merah terkait akses terhadap pelayaran komersial, selain diskusi mengenai peran penting pelaut dalam masa transisi. Menuju transportasi laut yang lebih ramah lingkungan dan Konvensi Hong Kong tentang Pengikisan dan Daur Ulang Kapal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *