Ketergantungan Pada Impor Migas Perburuk Ketahanan Energi dan Ekonomi RI

 Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Nur Yulianto, mengatakan Indonesia perlu segera beralih dari energi fosil ke sumber energi terbarukan.

Saat ini, ketergantungan Indonesia terhadap impor energi tak terbarukan, seperti minyak dan gas alam, masih tinggi, sehingga semakin memperburuk ketahanan energi dan perekonomian negara. “Saya sangat setuju dengan visi energi berkelanjutan, karena saat ini mungkin kita semua tahu bahwa jika kita mengandalkan energi tak terbarukan maka Indonesia akan menjadi negara yang bergantung pada negara lain,” kata Nur Yulianto dalam pidatonya, Selasa (19). /11/2024). Ia menegaskan, strategi pengurangan impor migas ini penting bagi banyak pihak termasuk pemerintah dan industri, agar ambisi transisi energi bersih dapat cepat tercapai. “Karena sebagian besar energi tak terbarukan kita kecuali batu bara (masih) impor, maka ini yang perlu kita tangani bersama,” kata Nur Yulianto. Ia juga berharap proses transisi energi bersih dapat dipercepat sehingga Indonesia dapat mencapai NZE 2060 dan mampu menciptakan ekonomi energi hijau yang berkelanjutan. “Jadi dari sisi akademis kami sangat mendukung dan mungkin jika kita bisa mempercepat transisi energi dari energi tak terbarukan ke energi terbarukan, sehingga kehidupan Indonesia ke depan menjadi lebih baik,” kata Nur Yulianto.

 Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Daniel Murdiyarso, menyebutkan tiga bidang yang perlu mendapat perhatian khusus untuk mencapai tujuan transisi energi bersih.

Pertama transportasi industri, kedua ketenagalistrikan, dan terakhir sektor infrastruktur,” ujarnya.

Mengingat berbagai fakta tersebut di atas, termasuk transisi energi bersih dan berkelanjutan untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 dengan mempercepat transisi energi menggunakan Renewable Energy (EBT), maka akan diselenggarakan Jaringan Ketenagalistrikan 2024.

Ketua Panitia Penyambungan Listrik 2024 Arsyadany G Akmalaputri mengatakan acara tersebut akan menampilkan berbagai teknologi dan inovasi yang dapat membantu mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat transisi menuju energi ramah lingkungan.

“Kami akan menunjukkan berbagai teknologi yang mendukung transisi ini, antara lain digitalisasi sistem ketenagalistrikan, digitalisasi peralatan rumah tangga, IoT, future office, future EV Ecosystem, dan inovasi teknologi lainnya, yang dapat menjadi kunci Indonesia. energi di masa depan,” ujarnya.

EC 2024, Menteri Energi dan Mineral Bahlil Lahadalia; Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo; Kepala Pemasaran & Solusi, Unit Bisnis Kekuatan Digital, Huawei Jason Li; cendekiawan; perwakilan pemerintah; dan bahkan perwakilan perusahaan internasional akan menjadi pembicara mengenai energi bersih.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *