Kerusuhan di Bangladesh, 1 WNI Tewas akibat Hirup Terlalu Banyak Asap di Hotel

TRIBUNNEWS.COM – Seorang warga negara Indonesia berinisial DU (WNI) termasuk di antara korban tewas menyusul kerusuhan di Bangladesh.

Dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (8 Juni 2024) dari Direktur Perlindungan Negara Indonesia Judha Nugraha Kementerian Luar Negeri (Kemlu), DU meninggal dunia akibat menghirup asap berlebihan.

“Du meninggal karena menghirup asap dan hotel tempat almarhum menginap terbakar selama kerusuhan,” kata Zhuda dalam sebuah pernyataan.

Sedangkan DU baru tiba di Bangladesh pada Kamis (8/1/2024) untuk kunjungan bisnis.

Juda mengatakan Kementerian Luar Negeri kini telah menghubungi keluarga korban di Indonesia untuk membantu pemulangan jenazah.

Ia berkata: “Kementerian Luar Negeri telah menghubungi keluarga almarhum di Indonesia untuk menyampaikan belasungkawa dan bekerja sama dengan perusahaan tempat almarhum bekerja untuk memfasilitasi pemulangan jenazah.”

Selain itu, Juda mengatakan Kementerian Luar Negeri dan KBRI Dhaka mengimbau WNI untuk tetap waspada dan menghindari kerumunan dan lokasi demonstrasi.

“WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Bangladesh diimbau untuk menunda perjalanan ke Bangladesh hingga situasi dan kondisi keamanan membaik,” kata Juda.

Bagi WNI yang ingin melaporkan keadaan darurat dapat menghubungi hotline KBRI Dhaka yaitu:

1. KBRI Dhaka: (+880) 16144445522.

FYI, demonstrasi di Bangladesh sudah berlangsung berminggu-minggu, menyebabkan Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina mengundurkan diri dan terbang ke India pada Senin (8/5/2024).

Demonstrasi yang sebagian besar dipimpin mahasiswa dimulai karena sistem kuota yang dipandang hanya menguntungkan keluarga dan keturunan veteran perjuangan kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada tahun 1971, menurut CNN.

Meskipun pemerintah telah menangguhkan sistem tersebut, tuntutan hukum telah secara efektif membuka kemungkinan penerapan kembali sistem kuota.

Selanjutnya, Mahkamah Agung Bangladesh akhirnya memutuskan untuk memerintahkan pengurangan kuota veteran dari 30% menjadi 5%.

Demonstrasi mereda selama beberapa hari setelah keputusan tersebut, namun kemudian kembali meletus dan memicu gerakan anti-pemerintah.

Demonstrasi tersebut bertujuan untuk mencari keadilan bagi para korban demonstrasi serupa sebelumnya.

Diketahui bahwa 200 orang tewas dalam demonstrasi bulan lalu dan sebanyak 10.000 orang ditangkap.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *