Kertas Kebijakan Digitalisasi Sistem Kesehatan Se-ASEAN Diluncurkan Demi Cegah Pandemi Berikutnya

Jurnalis Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom

BERITA TRIBUN.

Makalah kebijakan ini merupakan tindak lanjut Global Futures Leaders (GFF): Advancing Southeast Asia’s Predictive Health Agenda yang mempertemukan 41 pemangku kepentingan strategis multisektor (kolaborator) dari 6 negara Asia Tenggara pada Oktober 2023 di Jakarta.

Kertas kebijakan ini berisi rencana aksi bersama dan rekomendasi kebijakan.

Salah satunya adalah pengembangan ekosistem penelitian (hub) dan pertukaran pengetahuan terkait teknologi kesehatan berbasis AI dan keamanan informasi kesehatan.

Peluncuran kertas kebijakan tersebut dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Republik Indonesia, Prof.Dr.Dante Saxono Harbuono, yang menekankan pentingnya percepatan transformasi sistem kesehatan.

Wakil Menteri Kesehatan Indonesia Dante mengatakan layanan kesehatan berbasis teknologi akan memberikan kemudahan bagi seluruh pemangku kepentingan di dunia medis.

“Dengan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), database yang akurat, dan layanan kesehatan memudahkan pasien, staf medis, industri farmasi, peneliti, dan pemerintah untuk membuat kebijakan yang terintegrasi.”

Casadira F., Direktur Kebijakan Publik Pizar Foundation. Tamzil menekankan pentingnya semangat kerjasama antar sektor dan negara dalam membangun sistem pelayanan kesehatan.

“Kolaborasi adalah kunci untuk mencegah pandemi berikutnya dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan sehari-hari. “Pandemi menyadarkan kita bahwa tantangan kesehatan sangat kompleks dan memerlukan solusi berbasis teknologi yang inovatif dan kolaboratif yang melibatkan sektor publik, swasta, dan komunitas di Asia Tenggara,” jelasnya.

Penerbitan buku putih tersebut disebut-sebut bertujuan untuk mencegah pandemi berikutnya yang menjadi agenda prioritas Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Sistem layanan kesehatan harus proaktif dan efisien melalui digitalisasi, bukan reaktif.

Terutama ketika Indonesia mengambil alih kepemimpinan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2023, transformasi digital di bidang kesehatan untuk mencegah pandemi berikutnya dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan sehari-hari menjadi isu yang mendesak bagi masa depan kita bersama. .

Makalah Kebijakan “Percepatan Sistem Pelayanan Kesehatan Prediktif di Asia Tenggara” disusun bersama oleh Pijar Foundation dan 41 pemangku kepentingan (kolaborator) yang mempunyai peran strategis di bidang kesehatan.

Ada dokter, perawat, pemerintah, universitas, asosiasi industri, dan startup dari 6 negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina).

Proses penulisan dimulai pada bulan Oktober 2023, dimana rekan-rekan mengikuti diskusi mendalam, pemberian materi oleh para ahli, dan juga kelas khusus (master class) di Jakarta yang merangsang terciptanya berbagai rencana aksi bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *