TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh mengatakan kerja sama Iran dan Suriah akan mengalahkan Israel di Jalur Gaza.
Klaim tersebut disampaikan Nasirzadeh pada Minggu (1/9/2024) saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri Suriah Mayor Jenderal Ali Mahmoud Abbas.
Nasirzadeh mengkritik komunitas internasional karena tetap diam ketika pemerintah Israel menyerang Gaza dan membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina.
“Sayangnya, kami tidak melihat tanggapan yang tepat dari komunitas internasional terhadap kejahatan rezim Israel,” katanya, menurut Press TV.
Oleh karena itu, kerja sama kedua negara harus terus berlanjut dan ini pasti akan berujung pada kekalahan rezim.
Nasirzadeh mengatakan kedua negara berkomitmen pada poros perlawanan terhadap Israel.
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa Iran mendukung Suriah dalam hal keamanan dan integritas wilayah.
Menurutnya, implementasi perjanjian yang sudah ada akan meningkatkan kerja sama bilateral keduanya.
Sementara itu, Abbas menegaskan kembali komitmen Suriah untuk menjaga hubungan dengan Iran demi kepentingan kedua negara.
Abbas mengatakan, keamanan kedua negara saling terkait. Dia mengatakan oposisi Poros kini memerangi Israel, yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza, Suriah dan Yaman.
Ia juga berharap dengan mempererat hubungan Suriah dan Iran, kedua negara akan semakin kuat menghadapi Israel dan sekutunya.
Iran terus mendukung tentara Suriah untuk memerangi pemberontak di negaranya. Sudah lebih dari satu dekade sejak Iran mengirim pasukannya ke sana.
Namun, pada April lalu, Iran mengurangi jumlah pasukannya di Suriah.
Menurut France 24, pengurangan ini terjadi setelah komandan Iran di Suriah diserang. Iran mengatakan serangan itu dilakukan oleh Israel.
“Iran menarik pasukannya dari Suriah selatan,” kata sumber yang dekat dengan Hizbullah di Lebanon.
Meskipun telah menarik diri, Iran masih memiliki kehadiran militer di wilayah lain di Suriah.
Puncak dari serangan ini adalah serangan Israel pada tanggal 1 April terhadap kedutaan Iran di Suriah.
Tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran tewas dalam serangan itu. Keduanya adalah jenderal.
Iran kemudian membalas dengan serangan rudal dan drone terhadap Israel pada 13 dan 14 April. Serangan tersebut merupakan serangan pertama Iran yang dilakukan langsung dari wilayahnya.
Menurut sumber Hizbullah, Iran telah mulai menarik pasukannya sejak serangan 20 Januari di Damaskus yang menewaskan lima anggota IRGC. Dua di antaranya adalah kepala keamanan dan wakilnya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga mengumumkan bahwa pasukan Iran telah ditarik dari Damaskus dan Suriah selatan. Menurut badan tersebut, pejuang Lebanon dan Irak menggantikan tentara Iran di sana.
Namun dilaporkan masih ada ribuan personel militer Iran di Suriah. Mereka dibantu oleh puluhan ribu pejuang terlatih Iran dari Lebanon, Irak, Afghanistan, dan tempat lain.
(Tribunnews.com/Febri)