Kerja 8 Bulan, Masih Karyawan Kontrak, Rahmat Ayah 3 Anak Tewas Kebakaran di Perusahaan Pakan Ternak

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Rahmat, seorang operator forklift yang tewas dalam kebakaran PT Jati Perkasa Nasantara Bedasi Kota, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, diduga baru bekerja di pabrik tersebut selama 8 bulan. 

Posisinya di perusahaan tersebut adalah sebagai karyawan kontrak namun kontraknya akan berakhir pada Februari 2025 mendatang

Sebelum bekerja sebagai operator forklift di sebuah perusahaan pakan ternak, Rahmat bekerja di beberapa perusahaan sebagai buruh kasar sambil menafkahi keluarganya.

Istri Sinawati mengatakan, suaminya dulunya bekerja di perusahaan listrik sebelum pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020 hingga terjadi PHK. 

Saat itu, Sainavati mengatakan perekonomian keluarganya berkecukupan. Namun keadaan ini berubah ketika suaminya berhenti bekerja

Rahmat harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya dan ia rela bekerja sebagai buruh dengan upah Rp100 per hari. Pekerjaan itu dilakukan Rahmat selama 3 bulan di jalur kerja PP Bekasi-Karwang.

Belakangan, istrinya, kata Rahmat, beralih pekerjaan menjadi buruh kasar. Bahkan, ada saatnya Rahmat harus menjadi penumpang untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya. 

“Suami saya adalah pekerja keras untuk keluarganya. Dia akan melakukan apa pun untuk keluarganya. Saya berhasil bertahan selama 1 minggu karena tidak dapat menemukan pekerjaan.

Setelah itu, pada Februari 2024, Rahmat bekerja sebagai operator forklift di PT Jati Perkasa Nusantara. Saat itu, sang istri mengaku sangat berterima kasih atas pekerjaan suaminya. Bahkan, Sinawati Rahmat mengutarakan keinginannya membeli rumah untuk keluarga sambil tetap melanjutkan karier.

“Masih banyak pekerjaan rumah yang tidak dilakukan seorang ayah untuk keluarganya,” kata Sinawati.

Sebelumnya, Yuli Hartono dari RS Polri Karamkit Kramat Brigjen Paul Prema Heru mengatakan timnya menemukan 12 kantong jenazah dalam kebakaran pabrik di Pandak Ungu, Bekasi, Jawa Barat.

Ia mengatakan kepada media, sejak pukul 12.00, 12 tas telah sampai di RS Polri Bahryangkar dan pihak rumah sakit telah membentuk tim yang terdiri dari tim otopsi dan kedokteran forensik, DNA forensik, psikologi forensik, dan tim bedah mayat.

Brigjen Prema mengatakan, tim RSCM dan FK UI akan dilibatkan dalam proses visum. Dia memastikan autopsi dilakukan secara hati-hati. Jenazah yang diterima berupa bagian tubuh

“Iya, organnya tidak utuh,” lanjut Karemkit (Tribune Network/Yudd/Dodd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *