TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Delapan tahun lalu, tepatnya 27 Agustus 2016, kabar terbunuhnya Vina dan Eky rupanya terdengar oleh rekan Pegi Setiawan bernama Ibnu.
Peggy dan Ibnu mendengar kabar tersebut beberapa hari setelah pembunuhan.
Kedua korban sempat dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan, namun kasusnya diduga merupakan kasus pembunuhan.
“Setelah tiga hari atau seminggu baru saya dengar beritanya (setelah kejadian). Yang membunuhnya namanya Egi. Pertama saya dengar itu kecelakaan, lalu diubah menjadi pembunuhan,” ujarnya. Ibnu seperti dikutip pada Minggu (26/5/2024) di channel YouTube Tony’s Lawyer.
Mendengar pembunuhan tersebut, Ibnu Pegi teringat kalimat yang dilontarkan Setiawan kepadanya.
Wajah Peggy terlihat datar.
“Dia (Peggy) juga mendengar (kejadian saat itu). Biasanya (reaksi) dia diam,” kata Ibnu.
8 tahun kemudian, Peggy ditangkap atas pembunuhan Vina dan dikatakan sebagai dalang pembunuhan sadis terhadap sepasang sejoli tersebut.
Ibnu mengaku kasihan pada Pegi karena kakaknya tidak terlibat dalam pembunuhan Wina dan Eky.
“Kasihan abang. Dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Dia ada saat kejadian. Dia tidak pulang saat kejadian,” ujarnya.
Ibnu bersaksi mengenai hal ini. Peggy, kolega sekaligus adik laki-lakinya, yakin dia tidak bersalah.
Saat itu, Pegi Setiawan yang bekerja sebagai kuli bangunan di Bandung sedang tidur di kamar.
Lanjut Ibnu, Peggy bekerja sebagai kuli bangunan bersama beberapa saudara kandungnya, yakni ayahnya, Rudy; kakaknya Robi Setiawan dan tiga adiknya, Bondol, Ibnu dan Suparman atau Maman.
Saat kejadian, Pegi Setiawan, Ibnu, dan Robi Setiawan mengajak Bondol menuju jalan raya untuk masuk ke dalam mobil.
Namun, Ibnu ingin cepat-cepat makan dalam perjalanan pulang.
“Terus Peggy dan Robbie pulang dulu. Lalu saya pulang tidur sama Pak Rudy, Peggy, Robbie, dan Parman. Semuanya,” ujarnya dalam kanal YouTube Tony the Advocate yang tayang pada Minggu (26). /5/2024).
Mereka akhirnya pulang bersama pada akhir Desember 2016.
Tip Aep menyebabkan penangkapan Peggy
Penangkapan Peggy berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang mengaku melihat Perong di TKP.
Saksi diduga adalah Aep, seorang tukang cuci mobil uap.
“Saksi bekerja di TKP selama 5 tahun dan saksi mengenali wajah yang biasa nongkrong di depan SMPN 11 Cirebon, namun tidak mengetahui namanya.
“Saksi mengenali wajah kelima pelaku, salah satunya Perong,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kompol Jules Abraham Abast, Minggu (26/5/2024).
PS adalah teman masa kecil saksi, panggilan akrabnya PS Perong, dan memiliki sepeda motor berwarna merah muda, katanya.
PS sering hang sebelum SMPN 11 Cirebon dan belakang MAN 2 Cirebon,” lanjutnya.
Saat penjelasan Combes Paul Jules Abraham Abast pada konferensi pers, sikap dan ekspresi Perong menjadi fokus.
Masyarakat memperhatikan perilaku Perong yang tidak biasa dan gelisah selama konferensi pers.
Pasalnya, saat polisi menjelaskan dirinya terlibat kasus pembunuhan Vina Cirebon, Perong langsung menggeleng.
Tak hanya itu, saat polisi mengungkap ancaman pidana terhadap dirinya, Perong kembali menggeleng ke arah kamera jurnalis.
“Melakukan kejahatan, berpartisipasi dalam pembunuhan yang disengaja.
“Saat ikut melakukan kekerasan, ia memaksa bocah laki-laki atas nama Rizki dan Vina itu melakukan hubungan intim dengan korban menggunakan alat kayu, batu, dan senjata tajam hingga meninggal dunia,” kata Kompol Jules Abraham Abast.
“(Perong) terancam hukuman mati, penjara seumur hidup dan maksimal 20 tahun,” tambah Kompol Jules Abraham Abast.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul “8 Tahun Lalu Namanya Disebut-sebut Sebagai Pelaku Pembunuhan Vina, Wajah Peggy Disinggung Rekan-rekannya”.