Kepala Staf Zelensky Tanggapi Proposal Perdamaian Putin: Ultimatum Tidak akan Berhasil bagi Ukraina

TRIBUNNEWS.COM – Ukraina tidak akan menanggapi usulan gencatan senjata yang diajukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pihak berwenang Ukraina menganggap janji perdamaian Putin sebagai jalan buntu.

“Tidak akan ada kesepakatan mengenai kemerdekaan atau integritas wilayah,” kata Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina, kepada wartawan pada konferensi perdamaian Ukraina di Bürgenstock, Swiss, Sabtu (15/6/2024).

“Ultimate tidak akan berhasil di Ukraina, dan rakyat kami telah membuktikannya di medan perang dalam dua tahun terakhir,” kata Yermak, seperti dilansir politisi tersebut.

Sebelumnya pada Jumat (14/6/2024), Putin mengajukan proposal untuk mengakhiri perang dengan Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.

Putin menetapkan syarat untuk Ukraina, yaitu Ukraina harus menyerahkan 4 wilayah yang direbut Ukraina, dan Ukraina harus berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO.

“Segera setelah Kyiv setuju untuk menarik diri sepenuhnya dari Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia dan memulai proses ini, kami siap untuk memulai negosiasi,” kata Putin pada hari Jumat. Vladimir Putin, Presiden Rusia (AFP)

Putin juga menuntut agar Barat mencabut semua sanksi terhadap Rusia, dan hak Moskow atas wilayah Krimea, Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson diakui secara internasional.

“Jika Kyiv dan negara-negara Barat menolak, mereka akan bertanggung jawab penuh atas pertumpahan darah lebih lanjut,” kata Putin.

Ukraina juga menolak usulannya.

Konferensi perdamaian selanjutnya akan digelar di Swiss pada 15-16 Juni 2024.

Dia berpartisipasi di beberapa negara tanpa dipanggil ke Rusia.

Pada pertemuan tersebut, Ukraina berencana untuk membicarakan 92 negara perwakilan dan delapan organisasi internasional untuk mengembangkan rencana bersama dalam menerapkan formula perdamaian 10 langkah untuk Ukraina, kata Yermak.

Meski Rusia dan Tiongkok tidak ikut serta, Yermak tetap menyebut konferensi tersebut sukses karena banyaknya peserta dari seluruh benua di dunia, termasuk beberapa negara di Afrika dan Selatan yang sebagian besar bergantung pada Rusia.

Pembicaraan hanya terfokus pada tiga dari 10 bidang perdamaian, yaitu senjata nuklir dan pangan, kembalinya tawanan perang Ukraina, dan anak-anak yang diculik oleh Rusia.

Namun Ukraina berencana untuk menegosiasikan 10 poin dengan sekutunya hingga konferensi perdamaian berikutnya, yang kemungkinan akan dihadiri oleh Rusia.

“Program program bersama di masa depan akan didasarkan pada proses perdamaian, namun kami sangat terbuka terhadap semua gagasan semua negara, mengenai hukum internasional,” kata Yermak.

“Setelah proyek bersama ini siap, kami sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mentransfernya ke Rusia,” kata Yermak.

“Itu mungkin dilakukan pada percakapan kedua.”

Tanggal konferensi perdamaian berikutnya belum ditentukan. Zelensky mengkritik Putin dan Rusia melakukan pembicaraan damai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Dokumen Kantor Presiden Ukraina)

Seperti diberitakan Independent, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan dan penyerangan Rusia dalam pidatonya di konferensi perdamaian di Swiss.

“Putin merenggut nyawa ribuan orang untuk menduduki negara-negara tetangga.”

Saya tidak menginginkan hal ini terjadi pada siapa pun.

“Saya berharap semua orang di dunia, setiap anak dan keluarga menjalani kehidupan tanpa perang.”

“Saya menginginkan ini dari semua warga Ukraina.”

“Ukraina mempunyai hak atas perdamaian.”

“Apa kabar kalian semua,” kata Zelansky, Sabtu (15/6/2024) malam waktu setempat.

Ia juga menyinggung soal absennya acara Rusia tersebut, dimana ia tidak diundang.

“Sekarang Rusia tidak ada di sini. Mengapa? Karena jika Rusia menginginkan perdamaian, tidak akan ada perang,” kata Zelensky.

“Mari kita putuskan bersama apa yang dimaksud dengan perdamaian di dunia dan bagaimana perdamaian dapat dibangun secara stabil.”

“Hukum adalah dasar dari piagam kami.”

“Tidak seorang pun berhak menculik anak-anak negara lain.”

“Tidak seorang pun berhak mengganggu perdamaian.”

“Kita dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Prinsip-prinsip tersebut sangat bermanfaat di seluruh dunia.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *