Kenali Gejala dan Penanganan Diabetes Melitus Pada Anak

Laporan reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang angka kejadiannya semakin meningkat di seluruh dunia.

Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar gula darah akibat gangguan produksi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya. 

Faktanya, diabetes bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. 

Prof Dr Pondok Indah, dokter spesialis anak dan subspesialis endokrinologi RS Pondok Indah. Dr. Aman Bhakti Pulungan, sp. A, subspesies. Fin., FAAP, FRCPI (Hon.) Jenis diabetes yang banyak ditemukan pada anak adalah diabetes tipe 1.

“Ketika tubuh kekurangan insulin secara absolut akibat rusaknya sel pankreas akibat proses autoimun. Itu adalah kondisi menurunnya sistem kekebalan tubuh,” jelas dr Aman, Selasa (12/12). Oktober 2024). . 

Ia menambahkan, “Jadi sel-sel tubuh/pankreas diperlakukan sebagai benda asing dan dimusnahkan. Bila terjadi kerusakan pankreas, gejala biasanya baru muncul setelah mencapai 90% atau lebih.” 

Menurut dr Aman, ada dua faktor penyebab diabetes tipe 1 pada anak: genetik.

Kerusakan genetik pada tubuh anak. Kemungkinan seorang anak terkena diabetes tipe 1 terkait dengan kerusakan genetik. faktor lingkungan

Faktor lingkungan berperan sebagai faktor penyebab kerusakan atau kehancuran sel pankreas. 

“Pemicunya bisa dari bahan kimia atau infeksi virus, tapi belum diketahui secara pasti. Proses ini biasanya terjadi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum gejala muncul,” imbuhnya. 

Lebih lanjut dr Aman menjelaskan apa saja gejala diabetes pada anak.

Gejala umum yang dialami anak penderita diabetes tipe 1 sama dengan penderita diabetes orang dewasa, antara lain:

• Anak Anda sering buang air kecil (terutama pada malam hari) atau mengompol. 

• Sering merasa haus 

• Sering merasa lapar 

• Penurunan berat badan terjadi secara bertahap. 

• Kesemutan. 

• Seringkali lemah 

• Luka yang sulit disembuhkan 

• Penglihatan kabur 

Sayangnya, tidak jarang anak-anak terserang diabetes tipe 1 padahal sudah mengidap penyakit serius (KAD). 

Hal ini disebabkan tingginya kadar gula darah serta kurangnya insulin dalam tubuh. 

Keton (asam) terbentuk dan menjadi beracun di dalam darah.

Gejala pada anak penderita DKA antara lain sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau pingsan. 

Jika kondisi ini tidak diobati, dapat menyebabkan kematian.

 

*Penanganan Diabetes Anak*

Menurut dr Aman, pengobatan diabetes tipe 1 pada anak memiliki lima pilar: suntikan insulin, pemantauan gula darah, pola makan, aktivitas fisik, dan pendidikan. 

Oleh karena itu, penanganan diabetes tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan komprehensif dari tim tenaga kesehatan.

Ini termasuk dokter anak endokrin, dokter anak nutrisi dan metabolik/spesialis nutrisi klinis/ahli gizi, psikiater atau psikolog, dan pendidik MD. 

Ia menjelaskan, “Penyebab mendasar diabetes tipe 1 adalah tubuh tidak memproduksi insulin, sehingga harus diberikan suntikan insulin.” 

Sampai saat ini, satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif adalah dengan menyuntikkannya di bawah kulit. 

Dosis insulin disesuaikan secara individual tergantung pada usia, berat badan, durasi nyeri, tujuan pengendalian glikemik, gaya hidup, dan penyakit penyerta, dan lain-lain.

Disarankan agar pemantauan glukosa darah mandiri dilakukan setidaknya empat kali sehari.

Hal pertama ketika Anda bangun di pagi hari. Kedua, tepat sebelum makan. Ketiga, 1,5 hingga 2 jam setelah makan. Keempat, sebelum tidur malam. 

Hal ini dilakukan untuk memastikan dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak. 

Praktik pemberian makan harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan anak-anak menerima nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan dan untuk mencegah komplikasi diabetes tipe 1. 

Prinsip gizi yang baik meliputi 45-50% karbohidrat, 15-20% protein, dan kurang dari 35% lemak. 

Pasien dan keluarganya harus memahami cara menyesuaikan dosis insulin berdasarkan asupan karbohidrat.

Ini akan membantu bayi Anda lebih fleksibel dengan asupan karbohidrat.

Aktivitas fisik penting tidak hanya untuk menjaga kebugaran anak, tetapi juga untuk mengurangi kebutuhan insulin dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. 

Rekomendasi aktivitas fisik untuk anak penderita diabetes tipe 1 sama dengan populasi umum.

Dia berkata, “Aktivitas sekitar 60 menit sehari yang mencakup aktivitas aerobik dan penguatan otot dan tulang. “Aktivitas aerobik sebaiknya dilakukan lebih sering, penguatan otot dan tulang minimal tiga kali seminggu,” jelasnya. 

Meski penderita diabetes tipe 1 memerlukan perawatan khusus dalam kesehariannya, penyakit ini tidak menghalangi anak untuk menjalani hidup sehat dan bahagia seperti teman sebayanya. 

“Jika penyakitnya terkontrol dengan baik, anak penderita diabetes bisa menjadi seperti yang mereka inginkan,” tutupnya.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *