Kemlu RI: Total 65 WNI Sudah Dievakuasi dari Lebanon

Dilansir reporter Tribunnews.com, Danang Triatmojo

 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyebutkan total 65 warga negara Indonesia (WNI) telah dievakuasi dari Lebanon. Sebanyak 65 WNI dievakuasi dalam lima gelombang. 

 

“Kami telah berhasil mengevakuasi total 65 WNI dan satu WNA sejak Agustus dalam gelombang evakuasi lima tahap,” kata Direktur Kementerian Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) RI. Luar Negeri, Judha Nugraha pada konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat pada Jumat (4/10/2024).

 

Gelombang penggusuran WNI dari Lebanon dilakukan pada 10 Agustus, 18 Agustus, 28 Agustus dan terakhir pada 2 dan 3 Oktober 2024. Total pengungsi gelombang pertama, kedua, dan ketiga berjumlah 25 orang. Dia dievakuasi dengan pesawat dan kini berada di Jakarta. 

 

“Kami melakukan gelombang satu, dua, dan tiga pada 10 Agustus, 18 Agustus, dan 28 Agustus, dan alhamdulillah sampai di Jakarta,” jelasnya.

 

Sementara itu, WNI yang mengikuti migrasi gelombang keempat berjumlah 20 orang, terdiri dari 14 laki-laki dan enam perempuan. Daerah asal WNI tersebut adalah Jakarta, Riau, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Bali. Ia dievakuasi melalui jalur darat pada 2 Oktober 2024 dan kini telah tiba dengan selamat di KBRI Amman, Yordania.

 

Terbaru, migrasi gelombang kelima terjadi pada 3 Oktober 2024 yang melibatkan 20 orang WNI dan satu orang warga negara Lebanon yang merupakan anggota keluarga dari WNI. 

Termasuk 10 laki-laki dan 11 perempuan. Daerah asal WNI adalah Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Mereka juga dipindahkan melalui darat.

 

WNI yang diterima pada gelombang kelima saat ini akan berangkat ke Amman, Yordania untuk bergabung dengan gelombang keempat yang berjumlah 20 WNI.

 

“Saat ini mereka menuju perbatasan Suriah dan Yordania, KBRI Amman sudah siap menerima mereka, mereka akan diserahkan dari KBRI Damaskus ke KBRI Amman dan kami akan antar ke Amman dan bergabung. mereka. 20 WNI lainnya, jadi totalnya ada 40, jelas Jude.

 

Sebanyak 116 WNI lainnya memilih tinggal di Lebanon karena kendala sekolah dan pekerjaan.

 

Sementara itu, Juda melaporkan situasi terkini 116 WNI yang masih berada di Lebanon. Jumlah tersebut berfluktuasi karena ada WNI yang melaporkan diri ke KBRI Beirut, serta ada pula yang merantau secara mandiri.

“Ada yang bisa naik penerbangan komersial, ada yang lapor, tapi awalnya tidak terdaftar. Setelah kami hubungi, akhirnya ada yang lapor,” kata Judha.

 

Mereka antara lain pelajar, pekerja migran, dan WNI yang menikah dengan warga negara Lebanon dan sudah berkeluarga. 

 

Sebagian besar pelajar Indonesia tinggal di Lebanon utara atau daerah yang relatif aman. Faktanya, keadaan darurat belum diumumkan di kampus. Para siswa takut mereka akan putus sekolah jika ikut serta dalam pemogokan.

 

“Dari 116 tersebut, sebagian besar merupakan warga negara Indonesia, menikah dengan warga negara Lebanon, pelajar, dan pekerja migran,” kata Judha.

 

Selain itu, ada juga WNI yang berdomisili di Lebanon Selatan, Beirut, Saida atau Sidon, bekerja di UNIFIL atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon dan sebagian lainnya di Tirus. 

 

“Itu pilihannya sendiri dan dia tidak mau melalui proses penggusuran,” tutupnya.

 

 

 

Kondisi di Israel – Konflik Hizbullah di Lebanon

 

Diketahui, situasi antara Israel dan Lebanon saat ini sedang memanas. Kedua negara saling bertukar serangan. Serangkaian serangan udara yang dilancarkan Israel menargetkan ratusan kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon. 

 

Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 1.300 situs yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran. Lebanon merespons dengan meluncurkan rentetan roket. 

 

Akibat konflik tersebut, hingga Selasa (24/9/2024), otoritas Lebanon mencatat jumlah korban tewas akibat bom Israel sebanyak 558 orang, termasuk 50 anak-anak.

 

Sekolah dan universitas saat ini ditutup sementara di beberapa bagian Lebanon. Pemerintah Lebanon juga telah menyiapkan tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari wilayah selatan.

 

Beberapa serangan terjadi di kawasan pemukiman di kota-kota selatan dan di Lembah Bekaa di timur. 

 

Satu serangan menghantam kawasan hutan di Lebanon tengah hingga Byblos, lebih dari 129 km (80 mil) dari perbatasan dan utara Beirut.

Militer Israel telah memperingatkan warga sipil di Lebanon untuk menjauh dari situs yang digunakan oleh Hizbullah.

 

Pemerintah Israel mengatakan mereka akan mengalihkan fokusnya untuk memerangi Hizbullah dalam upaya untuk memungkinkan sekitar 60.000 warga Israel yang mengungsi dari daerah perbatasan untuk kembali ke rumah mereka.

 

Selama hampir setahun, Hizbullah hampir setiap hari terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza. Baru-baru ini Israel terlibat konflik dengan Iran. Kedua negara sibuk saling serang. Iran diketahui mendukung Hizbullah.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *