Laporan jurnalis Tribunnews.com Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lebanon dikejutkan pada 17-18 September 2024 dengan ledakan alat komunikasi berbentuk pager-walkie-talkie yang digunakan ribuan warganya.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Kementerian Kesehatan Lebanon, 32 orang meninggal dunia dan 4.250 orang luka-luka, 300 orang diantaranya dalam kondisi serius.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) melalui KBRI Beirut melaporkan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban. Informasi tersebut didapat setelah KBRI Beirut bertemu dengan WNI di Lebanon.
KBRI Beirut telah melakukan komunikasi dengan WNI di Lebanon. “Sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri Juda Nugraha kepada wartawan, Sabtu (21/9/2024).
Berdasarkan data KBRI Beirut, terdapat 152 WNI yang berdomisili di Lebanon. KBRI juga memulangkan 25 WNI dalam tiga gelombang setelah otoritas setempat menyiagakan seluruh wilayah Lebanon mulai 4 Agustus 2024.
Sebagian besar WNI memilih tinggal di Lebanon. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar. Mereka memilih tinggal di Lebanon karena alasan pribadi. Salah satunya adalah mereka sudah mempunyai keluarga atau sedang belajar di Lebanon.
“KBRI terus memantau perkembangan, menjaga kontak erat dengan WNI, dan terus menghimbau WNI untuk mengikuti prosedur evakuasi yang diberikan KBRI Beirut,” kata Juda.