Kementerian PUPR Tak Tahu Menahu Soal Rencana Merger 7 BUMN Karya

Dilansir reporter Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui adanya penggabungan 7 perusahaan konstruksi ke dalam induk BUMN Karya.

Menurut pria yang juga merupakan staf ahli Menteri PUPR bidang teknologi, industri, dan lingkungan hidup ini, belum ada pembahasan antara PUPR dan Kementerian BUMN terkait merger ini.

“Belum pernah ada yang membawa ide ke sini. Ide belum pernah disampaikan. Setahu saya belum pernah dibahas di tingkat BUMN maupun di tingkat kita,” ujarnya di kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (12 /.7/2024).

Bahkan, kata Menteri BUMN Erick Thohir, dirinya mengirimkan surat kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terkait pembentukan Holding BUMN Karya.

Menurut Endra, belum ada surat yang diterima dari PUPR. “Belum, suratnya belum sampai,” ujarnya.

Sebelumnya, sesuai penuturan Pak Kontan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan penggabungan 7 perusahaan konstruksi menjadi salah satu holding BUMN Karya akan terus berlanjut.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait pembentukan Holding BUMN Karya.

“Saya sudah kirim surat ke Menteri PUPR dan dikaji mendalam oleh Menteri Keuangan,” ujarnya saat ditemui di Balai Sidang Senayan, Rabu malam (10/7).

Pak Erick mengatakan, pihaknya menunggu tindak lanjut dari Kementerian PUPR. Dia belum bisa memastikan kapan Holding BUMN Karya ini selesai dibangun.

Menurut Erick, kebijakan pembentukan Holding BUMN Karya bukan berada di bawah Kementerian BUMN. Meski demikian, Erick berharap proses penguapan bisa lebih cepat selesai.

“Lebih cepat lebih baik, seperti halnya penutupan perusahaan pelat merah. “Kalau bisa jangan dipakai dalam jangka waktu lama, kalau sakit harus segera dihentikan,” tegasnya.

Tujuh BUMN Karya yang akan digabung adalah PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Brantas Abipraya dan PT Nindya Karya. .

Rencananya ADHI akan tetap menjadi holding Brantas dan Nindya. Sedangkan WSKT akan bergabung dengan Hutama Karya dan PTPP akan bersatu dengan WIKA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *