Kementan: Produksi Susu Sapi Nasional Hanya Mampu Menyuplai 20 Persen Total Kebutuhan Susu Nasional

Dilansir reporter Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di Indonesia, peternak sapi perah skala kecil menderita karena rendahnya produktivitas hewan, rendahnya kualitas susu, terbatasnya pengetahuan tentang praktik peternakan sapi perah yang baik, dan terbatasnya akses terhadap pembiayaan terjangkau untuk meningkatkan populasi hewan dan memeliharanya.

Dari sisi pembiayaan, pengelolaan usaha dan peningkatan pengetahuan, peternak sapi perah juga sangat bergantung pada koperasi susu segar yang menghadapi tantangan serupa dan saat ini koperasi masih pada bidang pengelolaan hewan dan kesehatan hewan, model bisnis dan pengelolaan organisasi . kapasitas rendah.

Direktur Produksi dan Produksi Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr. Agung Suganda, M.Si, mengatakan program pemberian pakan dan konsumsi susu yang bergizi secara terencana mendorong kesehatan hewan dan hewan semakin kuat dalam meningkatkan upaya. produksi daging, susu, dan telur nasional.

Agung Suganda dalam keterangannya, Senin (29/7/2024), mengatakan, “produksi susu nasional saat ini hanya mampu memenuhi 20 persen dari total kebutuhan susu nasional dan keadaan ini sudah berlangsung lama dan cenderung berhenti. ” ).

Bahkan, kata Agung, keadaan tersebut diperburuk dengan merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang telah menurunkan populasi sapi perah sekitar 10 persen dan produksi susu segar sekitar 30 persen.

Untuk itu, pemerintah akan terus mempercepat perluasan wilayah pengembangan sapi perah nasional dan sebagai inisiatif untuk mendukung percepatan pengembangan sapi perah nasional.

Sesuai inisiatif pemerintah, Sarihusada Generasi Mahardhika, Danone Ekosystem, Yayasan Rumah Energi dan Prisma telah melaksanakan program kerjasama mulai tahun 2023 untuk meningkatkan produksi peternak sapi perah kecil dan koperasi susu segar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. . Pemprov akan menggunakan mediasi kedua belah pihak, yakni peternak sapi perah masyarakat dan koperasi susu segar.

Program kemitraan ini memiliki 4 strategi utama yaitu peningkatan kapasitas praktik peternakan sapi perah dan produksi susu segar termasuk pengembangan usaha terkait. memperkuat infrastruktur untuk meningkatkan kualitas susu; eksperimen dan inovasi termasuk reintroduksi sapi perah dan pencatatan digital kuantitas/kualitas susu dan kesehatan hewan serta aksi mitigasi dan perlawanan terhadap perubahan iklim melalui biogas dan penyediaan fasilitas air bersih.

Rachmat Hidayat, Direktur Eksternal Sains dan Pelayanan Ilmiah Danone, mengatakan program pemberdayaan dan kolaborasi peternak ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas susu yang masih terbatas, seiring dengan upaya meningkatkan pendapatan keluarga peternak, termasuk meningkatkan pendapatan. rantai bisnis koperasi.

Meskipun program ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2025, namun dampak positif dari penerapan praktik peternakan sapi perah yang baik, termasuk pengobatan mulut dan mulut pasca kemunculan dan vaksinasi, serta pengumpulan ternak; lepas dari kerja sama berbagai pihak,” ujarnya.

Ketua Pengurus KJUB Puspetasari Joko Purnomo mengatakan, pihaknya merasakan manfaat nyata dengan adanya program ini karena kami sebagai koperasi mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai bisnis dan pengelolaan hewan yang terorganisir.

“Juga produksi susu yang kualitasnya lebih baik meningkat hingga 23 persen sehingga kedepannya kami akan mencoba meningkatkan produksi susu dengan memperkenalkan bibit sapi perah yang dikelola Koperasi di peternakan sapi perah.

“Kami juga akan fokus memberikan bantuan kesehatan hewan dan pengelolaan keuangan bagi petani kecil,” ujarnya.

Sumanda Tondang – Direktur Yayasan Rumah Energi mengatakan, program kerja sama ini tidak hanya berfokus pada aspek peternakan dan produksi koperasi, namun program ini juga memastikan pengelolaan dampak peternakan sapi perah skala kecil terhadap perubahan iklim.

“Dengan pelatihan yang menarik dan akses pembiayaan, produksi susu ramah lingkungan juga dapat dilakukan dengan membangun biodigester, dimana kebersihan kandang juga tetap terjaga, serta menjadi aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan sebaliknya. Biogas atau biogas sangat membantu praktik pertanian yang lebih efisien,” kata Sumanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *