Kemenperin Tolak Pembangunan Pabrik Semen di Aceh Selatan: Bisa Turunkan Utilisasi Produksi

Laporan jurnalis Tribunnews.com Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menentang keputusan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan (PEMCAB) yang membangun pabrik semen baru di wilayahnya bekerja sama dengan investor asal China, PT Kobexindo Cement.

Kedua pihak menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan pabrik semen tersebut.

PT Kobexindo Cement sebagai mitra investasi menginvestasikan Rp10 triliun untuk membangun pabrik semen baru dengan kapasitas produksi 6 juta ton per tahun.

Direktur Industri Pengolahan Mineral Semen, Keramik, dan Non Logam Kementerian Perindustrian, Pudu Nadi Astuti mengatakan, sebelum mencapai kesepakatan investasi, Pemkab Ashe Selatan dan Kobexindo Semen harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kementerian Perindustrian.

Puttu mengatakan Kementerian Perindustrian merupakan pengawas industri semen nasional dan mengetahui kondisi industri semen saat ini.

“Perkembangan industri semen di Aceh bertentangan dengan kebijakan moratorium investasi industri semen (kecuali Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara),” ujarnya.

“Jika industri semen baru dikembangkan di Aceh, pasti akan berdampak pada produsen semen yang sudah ada, khususnya di wilayah Sumatera, seperti menurunnya utilisasi produksi,” kata Putu dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perindustrian di Jakarta. , Selasa (4/6/2024).

Sekadar informasi, industri semen dalam negeri saat ini sedang mengalami kelebihan kapasitas sehingga diterapkan kebijakan moratorium investasi di industri semen.

Meski perjanjian investasi semen di Ashe Selatan berbentuk nota kesepahaman, Puttu menilai kerja sama tersebut tidak bisa dilanjutkan karena izin perusahaan belum lengkap.

Meski bersifat MoU, namun PT Kobexindo Cement tidak dapat memproses persetujuan komersial lebih lanjut, termasuk izin lingkungan, karena terhambatnya sistem OSS (Online Single Submission) akibat kebijakan moratorium investasi industri semen, ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *