Kemenlu AS Kecam Aksi Ben-Gvir Serbu Al-Aqsa: Ini Tak Sejalan dengan Arahan Netanyahu

TRIBUNNEWS.COM – Aksi Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir yang memimpin salat berjamaah Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (13/8/2024) menuai kecaman banyak pihak. . .

Tindakan Ben-Gvir menuai kritik dari Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB, Prancis, Yordania, Mesir, Qatar, Arab Saudi, dan beberapa negara lainnya.

Di Amerika Serikat sendiri, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken termasuk salah satu yang marah atas tindakan Ben-Gvir.

Blinken terang-terangan mengkritik tindakan Ben-Gvir yang dianggapnya sangat sensitif.

Ia menilai tindakan nekat Ben-Gvir berpotensi menjadi pemicu kekacauan di Timur Tengah.

“Tindakan provokatif ini hanya memperburuk ketegangan di saat semua orang harus fokus pada upaya diplomatik untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata,” kritik Blinken terhadap Ben-Gvir.

Blinken juga menekankan bahwa Washington mendukung pengaturan status quo di Al-Aqsa, di mana orang Yahudi dapat mengunjungi kompleks tersebut tetapi tidak boleh salat.

Oleh karena itu, Blinken pun mengaku kecewa dengan sikap Itamar Ben-Gvir yang terkesan acuh terhadap komitmen AS.

“Kunjungan Ben-Gvir (ke Al-Aqsa) menunjukkan penghinaannya terhadap status quo terkait tempat-tempat suci di Yerusalem,” kata Blinken dalam keterangannya Selasa malam waktu setempat.

Beberapa pejabat Departemen Luar Negeri AS lainnya juga menilai tindakan Ben-Gvir melanggar arahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel.

“Kami menghubungi Perdana Menteri Israel untuk menjelaskan apa yang terjadi pagi ini (kunjungan Ben-Gvir ke Al-Aqsa).

“Mereka mengatakan kepadanya (tindakan Ben-Gvir) untuk menyimpang dari kebijakan Israel dan menyimpang dari status quo,” kata Patel setelah partainya menghubungi kantor Benjamin Netanyahu.

Patel juga mengatakan bahwa tindakan Ben-Gvir justru merugikan keamanan Israel sendiri di tengah ketegangan yang sudah sangat tinggi di kawasan.

“Jelas kami sangat memperhatikan tindakan dan aktivitas Ben-Gvir, yang menurut kami sangat melemahkan rasa aman di Israel,” kritik Patel pada Ben-Gvir.

“Dia (Ben-Gvir) telah berkontribusi terhadap ketidakamanan dan ketidakstabilan yang lebih besar di kawasan Israel,” simpul Patel pada konferensi pers

Diberitakan sebelumnya, Itamar Ben-Gvir menuai kontroversi usai memimpin ratusan pemukim Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsa pada Selasa (13/8/2024) dengan pengawalan polisi.

Dalam kampanye kontroversial ini, Ben-Gvir didampingi oleh Menteri Urusan Negev dan Galilea, Yitzhak Wasserlauf, serta sekelompok besar pemukim Israel lainnya.

Mereka memasuki Masjid Al-Aqsa melalui Gerbang Maghreb dan mengunjungi halaman timur gedung di bawah pengawalan ketat polisi.

Sumber lokal mengatakan kepada kantor berita Palestina, WAFA, bahwa polisi memblokir akses jamaah ke gedung tersebut saat kedua menteri berada di sana. Tangkapan layar dari rekaman AFPTV menunjukkan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada 17 Juli 2024.

Saat ditanya soal aktivitas provokatifnya, Ben-Gvir mengaku wajar saja datang ke Al-Aqsa karena kran tersebut digelar dalam rangka memperingati hari suci Tisha B’Av.

“Kami berada di Tisha B’Av, Bukit Bait Suci, untuk mengenang kehancuran Bait Suci. Namun harus dikatakan dengan sungguh-sungguh: Ada kemajuan besar di sini dalam pemerintahan, dalam yurisdiksi. Seperti yang saya katakan, Politik kita menjadi sebuah kemungkinan doa,” kata Ben-Gvir saat rapat umum Al-Awsa.

Serangan Ben-Gvir menuai kritik dari beberapa pejabat Israel, termasuk Netanyahu.

Netanyahu mengatakan menteri keamanan nasionalnya tidak punya hak untuk “menempatkan politik di Temple Mount” sendirian dan menentang status quo situs suci tersebut.

Beberapa pihak, termasuk pemimpin oposisi Yair Lapid, menilai tindakan Ben-Gvir membahayakan keamanan Israel.

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *