Kemenkes Tegaskan Orang yang Terinfeksi Mpox Tetap Membutuhkan Obat

Laporan Tribunnews.com, Aysia Nursams

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan menanggapi pemberitaan di media sosial yang menyebut jika Anda tertular virus Mpox, Anda tidak memerlukan pengobatan apa pun karena penyakit tersebut belum ada obatnya.

Artikel tersebut juga merekomendasikan agar orang yang positif Mpox hanya perlu tidur dan memperbanyak konsumsi protein hewani.

Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan menegaskan, seseorang yang terjangkit penyakit cacar tetap memerlukan pengobatan. 

Beberapa orang yang dites positif Mpox mungkin mengalami gejala ringan.

Sementara itu, individu berisiko tinggi, seperti penderita imunodefisiensi, mungkin memiliki lebih banyak gejala dan memerlukan perawatan di fasilitas medis.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenke) Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menjelaskan pengobatan infeksi virus MPXV (MPXV) difokuskan untuk meredakan gejala.

“Jika seseorang mengonsumsi makanan yang baik, istirahat yang cukup, dan rutin berolahraga, penyakit tersebut sebenarnya dapat dicegah. Ini umumnya merupakan ide yang bagus. “Saat ini Mpox disebabkan oleh virus dan masa inkubasinya 21 hari,” kata Sihril, seperti dilansir laman Kementerian Kesehatan, Minggu (15/9/2024).

“Jika melewati masa persiapan, ruam atau luka akan mengering, terkelupas, dan menjadi kulit baru. Namun, pada masa persiapan, seseorang bisa mengalami demam tinggi dan sakit kepala. Sihril melanjutkan, “Inilah yang terjadi. diobati dengan menggunakan. Obat simtomatik. 

Obat simtomatik adalah jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala suatu penyakit secara menyeluruh. 

Gejala Mpox antara lain demam, sakit kepala parah, nyeri otot, nyeri punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, lengan, atau selangkangan), dan ruam atau lesi kulit.

Ruam ini biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah demam. 

Ruam atau luka ini timbul pada kulit akibat bintik merah seperti kutil.

Lepuh tersebut kemudian diisi dengan air jernih, lepuh tersebut diisi dengan lendir, kemudian mengeras atau membengkak lalu dikeluarkan.

Selain pengobatan simtomatik, pengobatan Mpox mungkin termasuk penggunaan antibiotik. 

Menurut “Pedoman Pencegahan dan Pengobatan Mpox (Cacar Monyet)” yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, antibiotik yang dikembangkan dan disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pengobatan Mpox adalah Tecovirimate, Cidofovir dan Brincidofovir.

Antibiotik diresepkan setelah berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan. 

Ini memperhitungkan kondisi dan gejala pasien.

“Jadi, apakah kamu memerlukan obat? Itu tergantung gejala yang terdeteksi. Ada pencegahan. “Kalau tidak, bisa diberikan obat simtomatik untuk memperbaiki kondisi pasien, bukan membiarkan (kondisinya) memburuk,” kata Sihril.

“Tapi yang terpenting, jangan diam saja (gejalanya tidak langsung tertangani). “Jika sakit kepala kuat dan lemah, itu bisa berbahaya.” Nasihat tentang produk kesehatan

Selain itu, Mohammad Sihril menganjurkan agar siapa pun yang mengalami gejala cacar segera menghubungi pusat kesehatan. 

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah gejala yang muncul disebabkan oleh Mpox atau penyakit lain.

Sebab seseorang yang menunjukkan gejala Mpox belum tentu positif.

Jika ada yang positif, dokter atau petugas kesehatan bisa segera memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

“Tujuan pertama ke puskesmas adalah untuk memastikan apakah ada gejala mpox. “Kalau ada gejalanya belum tentu Mpox,” kata Sihril. 

“Kedua, penerapan isolasi. “Jika kemudian ada pasien yang dinyatakan positif Mpox, mereka harus diisolasi dengan benar,” katanya.

Kementerian Kesehatan menganjurkan agar seseorang yang menderita ruam disertai demam atau sakit segera menghubungi pusat layanan medis dan memberikan informasi yang diperlukan.

Selain itu, jika seseorang memenuhi kriteria suspek, kemungkinan, dan terkonfirmasi Mpox, orang tersebut akan segera diisolasi hingga gejalanya hilang. 

Selama masa ini, pasien dapat menerima perawatan suportif untuk mengurangi gejala.

Penatalaksanaan kasus Mpox di Indonesia mengikuti pedoman WHO, yaitu jika seseorang memiliki gejala atau terinfeksi Mpox. 

Orang tersebut dapat segera mencari pertolongan medis dan mengisolasi diri sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

Jika hasilnya positif Mpox, maka pasien sebaiknya melakukan isolasi mandiri hingga semua ruam atau lesi kulit hilang, bekas luka hilang, dan terbentuk kulit baru. 

Hal ini sebagai upaya mencegah penularan virus Mpox ke orang lain. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *