TRIBUNNEWS. .
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan akan mendistribusikan rontgen keliling ke daerah-daerah yang angka tuberkulosisnya tinggi.
Salah satunya, Bandung, Jawa Barat, menjadi daerah terpenting dan memiliki jumlah kasus tuberkulosis tertinggi.
“Ini kebutuhan nasional, menurut kami setiap provinsi harus mempunyai 2 portable ID.
X-Ray Portabel – didukung Uni Emirat Arab (UEA).
Saat ini, terdapat 25 mesin sinar-X portabel di Indonesia.
Jumul telah diperluas ke 15 kabupaten/kota di 8 provinsi utama untuk mempercepat pemberantasan TBC pada tahun 2030.
Alat-alat tersebut didistribusikan ke daerah prioritas tuberkulosis seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Maluku.
Setelah rilis di Bandung, diharapkan daerah lain yang menggunakan sinar-X segera melakukan upaya pencarian kasus secara aktif.
Menteri Kesehatan Budi menjelaskan, tuberkulosis pada anak tidak bisa diawasi secara fisik, dan anak tidak bisa dipaksa untuk batuk berdahak.
Oleh karena itu, rontgen sebaiknya digunakan untuk skrining tuberkulosis pada anak, salah satunya rontgen portable.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua, dengan 1,6 juta kasus baru dan 134.000 kematian setiap tahunnya, atau setara dengan 15 kematian akibat TBC setiap jamnya.
Menteri Kesehatan Budi mengatakan, “Oleh karena itu, sejak masa pandemi COVID-19 hingga saat ini, program surveilans tuberkulosis dilakukan untuk mendeteksinya.
Badan pengawas tersebut mengidentifikasi 500.000 kasus pada tahun 2021, 700.000 pada tahun 2022, dan 800.000 pada tahun 2023.
“Kami memperkirakan 900.000 kasus TBC akan terdiagnosis tahun ini,” jelas menteri kesehatan. “Jika tuberkulosis terdeteksi, harus segera diobati dan butuh waktu 4-6 bulan untuk pulih.”
Ia menambahkan: “Jika pasien TBC diberi obat, mereka tidak akan tertular, jadi saya berharap seiring waktu jumlah pasien TBC akan berkurang.”
(Tribunnews.com/Latifah)