Demikian dilansir Aiiya Nursyamsi, reporter Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan menyatakan vaksinasi dengan lebih dari satu jenis vaksin yang disuntikkan dalam satu kunjungan tidak langsung menyebabkan kematian pada anak.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Departemen Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, Dr. Prima Josefina, M.K.M.
“Divaksin dua kali tidak menyebabkan kematian. “Miliaran vaksin di seluruh dunia telah diberikan dengan dua vaksinasi,” kata Dr. Prima, Minggu (30/6/2024) dari situs resmi Kementerian Kesehatan.
Menurut Dr. Pertama, vaksinasi ganda ini dapat memberikan perlindungan ganda pada anak.
Hal ini mengacu pada rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) bahwa vaksinasi ganda aman dan memberikan manfaat terbaik.
Misalnya, pelayanan vaksinasi akan lebih efektif. Bayi tersebut langsung terlindungi dari beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin (PD3I) begitu ia lahir.
Dr Prima menjelaskan, kedua vaksinasi tersebut tidak hanya digunakan di Indonesia saja, melainkan di lebih dari 160 negara.
“Lebih dari 160 negara, termasuk AS, Jepang, Inggris, dan Kanada, memberikan setidaknya dua suntikan per vaksinasi dalam program vaksinasi mereka,” lanjutnya.
Indonesia telah memperkenalkan vaksinasi ganda di negaranya sejak tahun 2017.
Khususnya jadwal vaksin DPT-HB-Hib-3 yang diberikan pada anak usia 4 bulan bersamaan dengan vaksin polio/IPV.
Selain itu, terdapat jadwal vaksinasi ganda untuk vaksin berikut ini, yaitu vaksin campak-2 dan DPT-HB-Hib-4 untuk anak usia 18 bulan.
Vaksin DPT-HB-HiB diberikan untuk mencegah 6 penyakit, antara lain difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pneumonia (radang paru-paru) dan meningitis (radang selaput otak akibat infeksi Hib).
Menurut Prima, kasus kematian pasca vaksinasi sangat jarang terjadi.
Jika hal ini ingin terjadi, maka semua kondisi tersebut harus diselidiki secara detail dan cermat, serta hubungan sebab akibat, hubungan sebab akibat harus dipelajari.
“Data hari ini menunjukkan sebagian besar kejadian tersebut merupakan kecelakaan – kejadian buruk pasca vaksinasi (KIPI) dan bukan kesalahan kebijakan atau prosedur,” tutupnya. Kebanyakan vaksin untuk anak-anak yang sehat
Banyak syarat dalam pemberian vaksin, salah satunya adalah anak harus dalam keadaan sehat.
Sebelum memberikan lebih dari satu jenis vaksin antigen, penyedia layanan kesehatan sering kali melakukan tes pada anak.
Josefin, Direktur Kantor Imunisasi Prima, menjelaskan tidak ada perbedaan kebutuhan kesehatan saat melakukan imunisasi dengan satu atau lebih antigen.
“Vaksinasi aman untuk anak-anak yang sehat, tidak parah, dengan immunocompromised/imun. “Dokter memeriksa seluruh bayi dan anak sebelum vaksinasi,” jelasnya.
“Jika ada anak yang sakit, maka anak tersebut dirujuk ke dokter untuk pemeriksaan lebih detail,” lanjut dr Prima.
Setelah vaksinasi, anak atau anak harus menunggu 30 menit untuk diobservasi untuk tes KIPI.
“Polisi akan memberikan informasi cara mengatasi KIPI jika ada anak atau anak yang sudah pulang ke rumah dan meminta agar melaporkan jika ada KIPI ke petugas kesehatan terdekat,” pungkas dr Prima.
Sumber