Wartawan Tribunnews.com Galukh Nestia melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan mewabahnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan COVID-19 pada kondisi cuaca yang tidak menentu di Pulau Jawa.
Terlebih lagi, musim kemarau membawa suhu dingin atau fenomena “tempat tidur” yang meningkatkan risiko kesehatan, terutama bagi mereka yang melakukan aktivitas di luar ruangan.
Terkait hal ini, para pelaku aktivitas alam mengaku tetap beraktivitas seperti biasa.
Misalnya saja Lana, seorang pedagang kaki lima yang berjualan minuman dingin di pinggir jalan, mengaku tak takut sering beraktivitas di luar ruangan.
“Saya selalu aktif, tidak selalu diam. Saya tidak memakai masker saat berjualan, saya tidak menyimpan masker di rumah. Saya biasanya membeli masker lepas saat saya membutuhkannya. hanya ada dua stok.” Masker,” kata Lana saat diwawancara, Senin (22/7/2024).
Lana meyakini cuaca yang tidak menentu disebabkan oleh polusi dan pencemaran lingkungan akibat aktivitas manusia. “Jadi masyarakat harus lebih menghargai alam dengan menanam pohon agar polusi bisa terserap lebih baik,” ujarnya.
Namun Lana tetap mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi kesehatannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui olahraga. “Iya, yang penting jangan berdiam diri terlalu lama,” kata Lana.
Berbeda dengan Lana, Sander, yang bekerja di pedagang furnitur di kota Palmera, Jakarta, mengaku tidak khawatir dengan ISPA dan COVID-19, meski sudah ada imbauan dari Kementerian Kesehatan.
“Jika saya terus mengikuti semua anjuran pemerintah, pendapatan saya akan terpengaruh,” tambahnya. “Sekarang saya lebih fokus makan sehat dibandingkan memakai masker.”
Sander jarang memakai masker dan memandang penyebaran COVID-19 sebagai strategi bisnis. “Kebanyakan masyarakat juga mempertanyakan adanya COVID-19 dan ISPA,” jelasnya. Menurut dia, penyebab kacaunya cuaca adalah polusi mobil dan pemanasan global. Ia berpesan kepada masyarakat untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan menjalani pola hidup sehat.
Sebelumnya, Pejabat Teknologi Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Ngabila Salama mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap penyakit dan polusi udara pada masa peralihan musim.
Menurutnya, perubahan iklim akan menyebabkan peningkatan penyakit terutama yang berhubungan dengan penyakit pernafasan seperti (ISPA) demam berdarah, Covid-19 bahkan flu Singapura.
Oleh karena itu, Dr. Ngabila Salama menekankan pentingnya mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi masyarakat dari dampak tersebut.