Kemenkes Anjurkan Skrining Kesehatan Jiwa Minimal Dilakukan Setahun Sekali

Reporter Tribune News.com Aisyah Noorsiamsi melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemeriksaan kesehatan jiwa bagi masyarakat dianjurkan dilakukan minimal setahun sekali.

Skrining ini merupakan langkah deteksi dini kondisi kejiwaan seseorang.

Sehingga ketika gejala gangguan kesehatan jiwa terdeteksi, dapat dilakukan intervensi segera dan tepat.

Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Dr. Rekomendasi skrining kesehatan jiwa ditujukan kepada seluruh kelompok masyarakat, kata Imran Pambudi, MPHM.

Mulai dari anak-anak hingga orang tua (lansia). Skrining dapat dilakukan lebih dari sekali dalam setahun jika diperlukan.

“Pemeriksaan kesehatan jiwa ditujukan pada seluruh siklus kehidupan, mulai ibu hamil, nifas, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia,” kata dr. Imran, dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Jumat (25/10). /2024). 

Bagi kelompok masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan jiwa, seperti individu dengan penyakit kronis, skrining setahun sekali merupakan tujuan utama.

Namun screening dapat dilakukan lebih dari satu kali bila diperlukan.

Lebih dari satu evaluasi kesehatan mental diperbolehkan jika ada indikasi. 

Ibu hamil khususnya dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mental sebanyak tiga kali.

“Rinciannya dua kali pada masa kehamilan, yaitu pada pemeriksaan antenatal trimester pertama, kunjungan antenatal (ANC) ke-1, dan kunjungan ANC ke-5 pada trimester ketiga,” imbuh Imran.

Kemudian dilakukan pemeriksaan kembali satu kali pada masa nifas, yaitu pada saat dilakukan pelayanan nifas ketiga 8-28 hari nifas (KF-3).

Lebih lanjut, Imran Pambudi mengatakan, layanan skrining kesehatan jiwa bagi masyarakat tersedia di puskesmas. 

Pendekatan ini tidak hanya terjadi di puskesmas di kota-kota besar, namun juga di puskesmas daerah.

Pemantauan hasil pemeriksaan dan skrining kesehatan jiwa merupakan salah satu program pencegahan masalah kesehatan jiwa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas.

“Sehingga seluruh puskesmas bisa melakukan kegiatan skrining ini, tidak hanya puskesmas di kota besar saja,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *