Laporan Tribunnews.com oleh jurnalis Nitis Khabaro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah menandatangani tiga perjanjian strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepelabuhanan di Indonesia.
Perjanjian tersebut mencakup Lampiran Kelima Perjanjian Kerja Sama dengan Unit Usaha Pemerintah (KPBU) di Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, serta dua perjanjian konsesi di Terminal PT Satya Amerta Heavenport dan PT Terminal di Pelabuhan Coronadale. Samus berlabuh di pelabuhan Teluk Palu.
Direktur Jenderal Kelautan Antony Arif Priadi mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang terlibat. Menurutnya, penandatanganan ini merupakan tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan Indonesia dan peningkatan pelayanan kepelabuhanan.
“Hal ini merupakan bukti nyata komitmen kami untuk terus memperkuat jaringan logistik dan konektivitas maritim di Indonesia, meski dalam menghadapi tantangan perekonomian global, dengan ditandatanganinya Adendum Pelabuhan Patimban, kami akan memastikan proyek ini tetap berjalan dengan lancar,” kata Antony pernyataan pada hari Sabtu. 2024/10/19) KPBU Pelabuhan Patimban Lampiran 5
Berlokasi strategis di Jawa Barat, Pelabuhan Patimban berperan penting dalam mendukung distribusi logistik dalam negeri, khususnya ekspor mobil dan produk industri lainnya.
Perjanjian KPBU dengan PT Patimban International Port ditandatangani pertama kali pada tahun 2021 dengan empat kali perubahan (tambahan).
“Kami memahami bahwa proyek ini menghadapi tantangan finansial, terutama karena fluktuasi perekonomian. Oleh karena itu, aneksasi kelima ini akan memastikan bahwa pembiayaan dan operasional proyek tetap berjalan sesuai rencana, penting untuk memastikan proyek berfungsi secara optimal,” jelas Antony.
Direktur Jenderal Antony akan bertanggung jawab atas pelaksanaan keuangan proyek untuk memastikan kelancaran pelaksanaan proyek, meningkatkan kredibilitas proyek dan kepercayaan investor, memastikan keberlanjutan operasional, dan memenuhi kewajiban kontrak dan hukum Konsesi Terminal di Pelabuhan Coronadale dan Pelabuhan Palvey
Pada saat yang sama, perjanjian konsesi penyediaan dan/atau jasa kepelabuhanan ditandatangani antara Kementerian Perhubungan dan dua perusahaan BUP swasta.
Yakni PT Satya Amerta Havenport dan PT yang berlokasi di Pelabuhan Coronadale dengan nilai investasi Rp 4,87 triliun dan masa konsesi 35 tahun. Pelabuhan Samus terletak di Pelabuhan Teluk Palu dan nilai investasinya mencapai Rp 439,36 miliar dengan masa konsesi 30 tahun.
“Kedua terminal umum tersebut berlokasi di wilayah Sulawesi Tengah dan berperan penting dalam mendukung konektivitas dan kegiatan perekonomian lokal dan regional,” ujarnya.
Pak Antony menegaskan, investasi ini akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah dan nasional.
“Nilai investasi dan kontribusi terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) akibat kedua perjanjian ini sangat besar”, ujarnya. Dikatakan.
Berdasarkan perjanjian konsesi ini, PT. Satya Amerta Heavenport memberikan kontribusi rata-rata sebesar Rp 64,88 miliar per tahun, sedangkan PT. Sams Port memberikan kontribusi sekitar Rp 6,32 miliar per tahun dalam bentuk PNBP.
Nilai investasi dan PNBP disebut-sebut bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi khususnya di Sulawesi Tengah.
Dikatakannya, “Penyelesaian konsesi ini merupakan langkah konkrit menuju peningkatan kuantitas, kualitas, efisiensi operasional dan pengelolaan penyediaan jasa pelabuhan, serta merupakan landasan yang akan memberikan kepastian hukum terhadap kegiatan usaha jasa pelabuhan. ”
Pak Antony juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan swasta dalam pengelolaan pelabuhan yang berkelanjutan.
“Kerja sama antara pemerintah dan swasta sangat penting untuk mengatasi tantangan pengelolaan sumber daya, inovasi, dan kelestarian lingkungan. Demi masa depan pelayaran Indonesia, seluruh pemangku kepentingan memerlukan komunikasi yang baik dan saya berharap kita terus menjaga keselarasan,” tutupnya. . .