Kemenhub: Dua Terminal Tipe A Akan Segera Beroperasi Paling Lambat 2025

Laporan reporter Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Risyapudin Nursin mengatakan kedua terminal tipe A tersebut akan beroperasi pada tahun 2025.

Risiapudin menjelaskan, dua terminal tersebut adalah Terminal Demak di Jawa Tengah dan Terminal Air Sebakul di Bekulu. Kedua terminal tersebut akan segera beroperasi dengan target dapat beroperasi pada tahun 2025.

“Kalau tidak salah tahun kerja Demak 2025, tinggal pembukaannya saja,” kata Risyapudin DPR di Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Berdasarkan laman resmi Kementerian Perhubungan, terminal bus Tipe A Demak akan dibangun di atas lahan seluas 51.000 M2. Sesuai dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dilakukan proses pengalihan pegawai, peralatan, dana dan dokumen terminal penumpang Tipe A dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat.

Sedangkan pembangunan terminal tipe Air Sebakul A di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, akan dimulai pada tahun 2023. Tahap pertama dibangun dengan anggaran Rp10 miliar dan pembangunannya diperkirakan Rp15 miliar. Terminal ini dibangun di atas lahan seluas 1,7 hektar dan total luas peruntukan terminal adalah 6,6 hektar, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut.

Sebelumnya, Risyapudin dalam rapat gabungan dengan DPR menyatakan, penerimaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terminal penumpang Tipe A meningkat menjadi Rp 26,8 miliar selama 2018-2023 seiring dengan peningkatan Barang Milik Negara (BMN).

Risyapuddin Nursin, Direktur Jenderal Humas Kementerian Perhubungan, mengatakan di DPR, “Alokasi penerimaan PNBP dari 55 terminal tipe A dalam bentuk aset terminal BUMN sebesar Rp 26,8 miliar selama 2018-2023. ” Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Risyapudin mencontohkan, pendapatan sewa satu ATM di terminal sebesar Rp 10 juta per tahun. Lalu, sewa terminal kios sebesar Rp 29 juta setiap tiga tahun.

“Penghasilan PNBP tidak dikenakan pajak berdasarkan penggunaan BMN, optimalisasi tanah atau bangunan,” kata Risyapudin.

Namun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan sewa PNBP di terminal, antara lain kendala operasional, kondisi aset BMN di terminal yang disewakan yang masih dalam perbaikan, serta faktor ekonomi dan pasar.

Dan koneksi terminalnya masih belum tersambung, kata Risyapudin.

Sedangkan kerja sama peminjaman dan pemanfaatan infrastruktur transportasi darat, total 10 terminal tipe A, 55 terminal tipe A dengan total pendapatan PNBP Rp 26,8 miliar. Risyapudin menambahkan, yang ketiga adalah brand sponsorship, dengan menggunakan 2 terminal tipe A, dan 1 proyek terminal A.

Risyapuddin menambahkan dalam sambutannya: “Ada terminal tipe A dalam penyediaan infrastruktur. Ada 2 proyek terminal kerjasama antara pemerintah dan organisasi dunia usaha.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *