Kemenhub Buka Suara Soal Nasib 12 Taruna STIP Jakarta yang Dibawa Polisi Buntut Tewasnya Putu Satria

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meyakinkan 12 mahasiswa Universitas Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta, meski berstatus saksi, mereka tetap bisa mengikuti kursus tersebut.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Iravati usai puluhan pemuda diperiksa polisi usai meninggalnya Putu Satria Ananta Rustica (19). 21). ).

“(Puluhan pemuda yang menjadi saksi) terus mengikuti belajar dan mengajar,” kata Adita, Rabu (8/5/2024).

Namun SMA Adita sewaktu-waktu mengecualikan taruna dari kegiatan belajar jika kembali mengikuti proses pemeriksaan polisi.

“Kecuali diminta keterangan sebagai saksi, mereka dibebaskan dari jam belajar,” jelasnya.

Sementara terkait permasalahan tersebut, Adita menjelaskan, proses penelitian yang dilakukan Kemenhub saat ini masih terus berjalan.

Namun, dia tak merinci keterangan mengenai proses penyidikan yang tengah dilakukan pihaknya.

Adita menjelaskan, hanya karena kejadian itulah status taruna tersangka Tegar Rafi resmi dicabut.

“Masih berjalan penyidikan, sudah dipastikan status taruna pelakunya sudah dicabut, selebihnya masih berjalan,” ujarnya. Pelajari peran sepuluh taruna

Sebelumnya, polisi mengungkap alasan keterlibatan puluhan mahasiswa Universitas Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta kemarin (6/5/2024) saat rekonstruksi kematian Putu Satria Ananta Rustica (19). .

Proses prarekonstruksi tersendiri dilakukan di kamar mandi STIP Jakarta yang dijadikan tempat kejadian perkara (TKP) meninggalnya Putu.

AKBP Hady Saputra Siagian, Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara, mengatakan puluhan pemuda terlibat dalam pencarian perannya saat Putu meninggal dunia pasca kekerasan tersebut.

“Jadi kita tahu peran masing-masing orang di kamar mandi,” kata Headey usai dikonfirmasi, Selasa (5/7/2024).

Namun Hedi masih enggan menjelaskan seperti apa adegan yang dilakukan para taruna sebelum peragaan ulang kemarin.

Pasalnya, kata dia, partai masih melakukan penelitian dan penelitian lebih lanjut sebelum go public.

Ya, alasannya akan diketahui setelah diselidiki lebih lanjut, katanya.

Selain itu, Hedi juga memastikan puluhan taruna yang mengikuti proses prarekonstruksi masih berstatus saksi.

Masih saksi, masih diperiksa sebagai saksi. Masih saksi semua, ujarnya.

Mantan Metropolitan Jakarta Utara Putu Satria Ananta Rustica (19) mengundurkan diri sekitar 12 orang dari Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta setelah diserang seniornya Tegar Rafi Sanjaya (21) pada Jumat (3). /3). 5/2024) Kemudian.

Pantauan Tribunnews.com, petugas Satreskim Metropolitan Jakarta Utara mengamankan puluhan pemuda di Gedung STIP Jakarta Cilincing, Jakarta Utara pada Senin (5/5/2024) sekitar pukul 15.50 WIB.

Saat ditangkap polisi, ia mengenakan pakaian olahraga STIP berbagai warna, antara lain oranye dan merah, dengan tulisan nama Taruna di bagian belakang.

Taruna bertubuh jangkung dengan rambut terbuka terlihat berlari dengan pakaian menutupi wajah saat digiring menuju mobil yang telah disediakan.

Terdengar meminta anggota departemen investigasi kriminal untuk masuk ke dalam mobil sesegera mungkin.

“Ayo, ayo, sini, sini,” kata salah seorang polisi. Polres Metro Jakarta Utara telah menangkap dan menangkap siswa kelas 2 Tegar Rafi Sanjaya (21; kiri) dalam kasus penyiksaan dan pembunuhan siswa kelas 1 Putu Satria Ananta Rustica (19; kanan) di Jakarta Utara. Kantor Polisi Metro. Toilet Kampus STIP, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat 3 Mei 2024. (Kolase Berita Tribune/Timur)

Selain puluhan remaja, ada juga tersangka Tegar Rafi yang ditangkap polisi.

Sementara itu, Kasat Reskrim Metro Jakarta Utara, AKBP Hady Siagian mengatakan, pemuda yang dibawanya untuk kepentingan proses penyidikan yang sedang dilakukan pihaknya.

“Masih belajar peran semua, masih belajar,” kata Hedi saat ditemui STIP di Jakarta, Senin.

Selain itu, di STIP Jakarta, Hedi juga mengatakan pihaknya telah melakukan proses restrukturisasi terkait isu tersebut secara tertutup dan melibatkan puluhan generasi muda.

Namun Headey tidak menjelaskan berapa banyak adegan yang diambil timnya dari proses prarekonstruksi.

Menurut Hedi sendiri, puluhan remaja tersebut kini berstatus saksi meski dibawa ke wilayah metropolitan Jakarta Utara.

“Masih saksi, nanti akan kita selidiki lebih lanjut,” ujarnya. Korban senior telah ditetapkan sebagai tersangka

Sebelumnya dalam kasus ini, polisi telah menetapkan tersangka kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan seorang mahasiswa Sekolah Pelatihan Maritim (STIP) Cilincing, Jakarta Utara.

Tersangka bernama Tegar Rafi Sanjaya (21) merupakan mahasiswa tahun kedua STIP Jakarta.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kompol Gidion Arif Setyawan mengatakan, pihaknya memeriksa 36 orang, di antaranya mahasiswa dan tenaga pendidik STIP, dokter, dan ahli.

Ia juga mengatakan, pihaknya telah mempelajari kamera CCTV yang tersedia.

“Dengan demikian, kami berkesimpulan bahwa satu-satunya tersangka dalam kejadian ini adalah TRS. Salah satu taruna STIP Cilincing tingkat 2,” kata Gidion kepada wartawan di Kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).

Menurut dia, ukuran menjadi salah satu faktor dalam kasus ini. Gideon dinilai partainya memiliki arogansi jabatan tinggi.

Motifnya kebesaran. Kalau bisa disimpulkan, di hari tua bisa ada kesombongan, ujarnya.

Sedangkan korban Putu Satria Ananta Rustica (19), siswa kelas 1 STIP Jakarta, meninggal dunia akibat luka di bagian ulu hati.

“Itu menyebabkan pecahnya jaringan paru-paru, pendarahan, tapi juga muncul lepuh di mulut.

Atas perbuatannya itu, tersangka ditangkap dengan Pasal 3380 dan Ayat 3 Pasal 351 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

Sebelumnya diberitakan, pelajar Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STPI) tersebut meninggal dunia pada Jumat (3/5/2024).

Kapolsek Cilincing Kompol Fernando Saharta Saragi membenarkan kabar meninggalnya mahasiswa STPI.

“Iya iya (siswanya meninggal),” kata Fernando saat dihubungi, Jumat.

Hingga saat ini, polisi menduga mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) berinisial P tersebut meninggal dunia setelah dianiaya mahasiswa seniornya.

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kompol Gidion Arif Setyawan mengatakan, korban merupakan siswa kelas satu sekolah tersebut.

“Awalnya pihak Metro Jakarta Utara menerima LP (laporan) meninggalnya seseorang berinisial P. saat meninggal dunia di RS Taruma Jaya. Maksudnya mahasiswa STIP Tingkat 1,” kata Gidion kepada wartawan, Jumat. (3/5/2024). Ibu Putu Satria, Ni Nengah Rusmini tak kuasa menahan air matanya saat Putu Satria membawa jenazah Ananta Rustica kembali ke Klungkung pada Minggu pagi (5/5/2024). (Tribune BALI/Kolase Spesial bersama Eka Mita Suputra)

Setelah mendapat laporan, Gideon mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan memang benar ada yang meninggal.

Gideon, polisi masih menyelidiki penyebab kematian pelajar tersebut. Namun, kini ia diduga dianiaya oleh orang yang lebih tua.

“Ini akibat dari penganiayaan individu tingkat tinggi tingkat 2, penganiayaan orang tua terhadap anak atau korban saat beraktivitas di pagi hari,” ujarnya.

Sedangkan dalam pemeriksaan sementara, dugaan penganiayaan terjadi di salah satu kamar mandi sekolah.

Sejauh ini, jumlah korban yang ditangkap cukup banyak, meski hingga saat ini belum diketahui jumlahnya. Polisi mengatakan hanya 10 saksi yang diwawancarai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *