TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia mulai mencalonkan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN menyelenggarakan kegiatan “ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians” di Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk memperkuat inisiatif Indonesia.
Selama seminggu, 26 hingga 31 Mei 2024, para akademisi dan praktisi bidang herbal dari 11 negara ASEAN saling bertukar informasi dan pengalaman mengenai budaya herbal di negaranya masing-masing.
“Diskusi budaya rempah dengan negara-negara anggota ASEAN merupakan langkah terpenting dalam mencalonkan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid melalui keterangan tertulis, Kamis (30/5/2024).
Sejalan dengan apa yang digagas Indonesia, kegiatan ini menjadi momentum untuk semakin memperkuat warisan Bersama Rempah di Asia Tenggara.
Jauh sebelum penjelajahan Eropa, Asia Tenggara telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah global, yang menghubungkan Timur dan Barat.
Rempah-rempah tidak hanya sekedar komoditas tetapi juga membawa nilai-nilai, tradisi dan pertukaran budaya.
“Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat ikatan budaya antar negara ASEAN melalui warisan budaya rempah-rempah,” kata Hilmar.
Selama seminggu, akademisi dan praktisi dari negara-negara ASEAN mengunjungi tanaman herbal di Desa Karang Rejo, Kecamatan Borobudur.
Kemudian mengadakan diskusi dengan para akademisi di kampus Universitas Gadjah Mada mengenai jalur rempah-rempah dan dampaknya terhadap peradaban Asia Tenggara, serta memperdalam diskusi dan rencana kerja sama untuk menciptakan inovasi, kreativitas bahkan produk bersama terkait budaya rempah-rempah dan gastronomi antar ASEAN- negara